Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

UKM ASEAN TIMUR: Empat Negara Sepakat Persemping Kesenjangan Pembangunan

Recommended Posts

JAKARTA: Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East Asean Growth Area (BIMP-EAGA) sepakat mempersempit kesenjangan pembangunan di antara negara-negara anggota, termasuk memperkuat posisi pelaku usaha kecil dan menengah tiap negara.

 

I Wayan Dipta, Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya KUKM Kementerian Koperasi dan UKM, mengatakan untuk mempersempit kesenjangan tersebut, telah disusun term of reference (TOR) melalui pertemuan Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East Asean Growth Area (BIMP-EAGA) belum lama di Kinabalu, Malaysia.

 

”Ada empat pilar yang dianggap strategis mempersempit kesenjangan itu, yakni konektivitas, sumber pangan, pariwisata, dan lingkungan. Untuk melaksanakan itu, struktur BIMP-EAGA diwujudkan dalam tujuh cluster dan tujuh working groups,” ujarnya kepada Bisnis Selasa (24/7/2012).

 

Salah satu yang dinilai paling prioritas adalah program small and medium enterprises development working group atau SMED-WG. Indonesia atau Kementerian Koperasi dan UKM bahkan ditunjuk menjadi leaders selama tiga tahun ke depan hingga 2015.

 

Dengan demikian Kementerian tersebut akan menjadi focal point bagi pengembangan pelaku usaha kecil menengah (UKM) di subkawasan BIMP-EAGA. Pada pertemuan di Kinabalu, Malaysia, disepakati pertemuan anggota minimal dilaksanakan sekali dalam setahun.

 

Menurut Wayan, seluruh anggota setuju bahwa peran UKM sangat strategis untuk mendorong perdagangan dan investasi di kawasan BIMP-EAGA. Peran lainnya yang bisa mengandalkan UKM mencakup penyedia sumber pangan, pariwisata, dan pengembangan produkramah lingkungan.

 

SMED-WG bahkan diminta bersinergi dengan klaster atau working group lainnya yang dimiliki BIMP-EAGA. Sebagai langkah awal mempersempit kesenjangan, masing-masing negara memiliki tugas melakukan identifikasi.

 

Identifikasi pertama terhadap pelaku usaha beserta produknya yang siap dipromosikan dan diperdagangankan di subkawasan BIMP-EAGA. Kedua, menetapkan wahana promosi produk UKM di subkawasan sama melalui pameran dan kegiatan promosi lainnya.

 

”Penetapan dan kesepakatan untuk mempersempit kesenjangan itu ditandai dengan penambahan clustering menjadi tujuh. Sebelumnya hanya dilaksanakan melalui empat cluster, dan berarti ada peningkatan sebanyak tiga cluster,” ujar  Wayan. (sut)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...