Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

KEJAHATAN RAMADAN: Perampok Satroni Warnet

Recommended Posts

SLEMAN—Dalam semalam peristiwa perampokan dan penganiayaan terjadi di dua warung internet (warnet) berbeda di Sleman dalam jangka waktu satu jam, Selasa (24/7) dini hari. Kawanan perampok dengan senjata tajam (sajam) tak segan-segan mengancam dan memukul karyawan warnet.

 

Perampokan itu terjadi di Warnet Slamet di Jalan Damai, Dayu, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, sekitar pukul 00.30 WIB. Perampok yang diketahui tiga orang masuk ke dalam warnet kemudian mengancam operator dengan senjata celurit. Pelaku lalu mengambil sebuah monitor LCD dan uang tunai  Rp500.000 dari kas operator.

 

Salah satu karyawan Slamet Net, Anto menceritakan, dalam kejadian itu temannya bernama Eko, 22, warga Pakem sempat terluka di bagian pipi karena sabetan celurit. “Luka di bagian pipi tapi tidak parah,” katanya.

 

Menurut Anto, tiga pelaku menggunakan sepeda motor Yamaha Mio memaksa minta uang yang ada di meja operator. Merasa terancam akhirnya Eko membiarkan pelaku mengambil uang. Malam itu di Slamet Net ada dua pengunjung warnet namun dia tidak berani keluar dari bilik setelah mendengar teriakan perampok.

 

Perampokan juga terjadi di Ecuz Net di Tegalrejo, Tajem, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Senin (23/7) sekitar pukul 23.30 WIB WIB. Dua pelaku bersenjata besi menganiaya penjaga warnet tanpa sebab tapi tidak sampai mengambil barang.

 

Septa Riyanto, 24, warga Maguwoharjo, Depok, yang menjadi korban penganiayaan  mengalami luka di bagian pelipis dan beberapa bagian tubuh akibat dipukul perampok. Saat ditemui wartawan di Mapolsek Depok Timur, Septa mengaku tidak mengenal jelas wajah pelaku yang datang ke warnet Ecuz.

 

Menurut dia, pelaku awalnya berpura-pura akan mengakses internet dan masuk ke bilik nomor dua. Tidak lama kemudian, pelaku minta bantuan dengan alasan komputernya rusak. Namun saat korban mendatangi bilik nomor dua, kabel komputer sudah dicopot. Korban langsung didorong ke pojok tembok dan dipukuli. Tidak lama, satu pelaku lainnya ikut datang dan memukuli korban juga.

 

“Saya sudah teriak minta ampun. Tapi perampok malah mengancam akan membunuh kalau saya teriak,” katanya saat dimintai keterangan oleh polisi. Septa sempat mengenal pelaku dengan ciri-ciri menggunakan sepeda motor matik.

 

Kanit Reskrim Polsek Depok Timur AKP Agus mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap kejadian di Ecuz Net yang menjadi wilayah hukumnya. “Dari laporan korban, bukan perampokan namun penganiayaan karena pelaku tidak mengambil barang. Kemungkinan ada permasalahan dengan pengelola warnet. Masih kami lidik,” katanya.

 

Pemilik Ecuz Net, Damar,30, mengatakan, perampokan yang terjadi Senin (23/7) malam sampai dini hari tidak hanya menimpa warnet miliknya. Tapi  di warnet-warnet rekanan bisnisnya seperti, Euro Net di dekat kampus UKDW Klitren Gondokusuman, O-Net, yang terletak di UKDW dan Horizon Net di Gedongkuning Kota Gede.

 

Damar  mengaku perampokan yang menimpa warnet-warnet itu semacam teror yang ingin berbuat kekacauan. “Kalau yang di Slamet Net dan Euro Net itu murni perampokan. Kalau warnet lainnya hanya mengancam, tidak mengambil barang.” katanya.

 

Dibobol

 

Toko cash dan credit Colombia yang terletak di Jl. Sultan Agung, No 55, Pakualaman, Jogja  dibobol Selasa (24/7) pagi. Sebanyak 12 TV LCD dan LED hilang, kerugian ditaksir mencapai Rp37 juta.

 

Peristiwa tersebut pertama kali diketahui Lasiman, 44, Branch Manager Colombia. Saat bersiap membuka toko tersebut sebelum karyawan lain tiba,  rolling door telah terbuka dan gembok dalam posisi rusak. Saat dicek, sejumlah barang hilang dan kondisi dalam etalase berantakan.

 

Mengetahui kejadian tersebut, Lasiman melaporkan kepada polisi dan dilakukan olah TKP.

 

Lasiman menjelaskan, tokonya tersebut tidak dilengkapi dengan alat pengaman CCTV maupun petugas keamanan. “Dari dahulu memang tidak dipasang CCTV, dan kejadian ini baru pertama terjadi,” jelasnya.

 

Dikonfirmasi saat melakukan olah TKP, Kasatreskrim Polresta Jogjakarta Kompol Andreas Dedi Wijaya menjelaskan, pelaku termasuk pencuri profesional. Tim identifikasi TKP yang melakukan olah TKP sulit menemukan sidik jari sebagai petunjuk.

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...