Aturan Berlaku Saldo Minimum Bank Mandiri-BRI-BNI, Ada yang Rp 1 Juta

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Perdagangan Emas di awal minggu ini berlangsung bolak-balik  akibat tekanan menguatnya Dolar AS ditengah kekhawatiran akan kondisi Eropa.

 

Diawal perdagangan Senin (23/7) harga emas sempat mengalami “Panic Selling” atas kemenguatnya Dolar AS. Kemudian dari berbalik menguat kembali meski tidak begitu kuat untuk menembus harga resistensinya.

 

Melihat kondisi yang demikian ini, jelaslah bahwa perdagangan emas saat –saat ini hanya menunggu dan menunggu saja. Pasar akan bergejolak sesaat untuk kemudian kembali senyap.

 

Hal yang paling besar menggerakkan pasar saat ini adalah fluktuasi Dolar AS, dengan demikian saat Dolar AS menguat, tiada lain bagi Emas selain melemah.

 

Dalam perdagangan di hari Senin tersebut, Indek Dolar AS naik ke 83,641, dari sebelumnya di 83,457. Dimana dalam perdagangan EUR/USD harga euro turun ke US$1,2078 dari sebelumnya di US$1,2161. Dolar memukul Euro hingga ke level tertingginya dalam dua tahun ini.

 

Jatuhnya harga emas bersamaan dengan jatuhnya bursa saham yang juga terpukul oleh Dolar AS. Bagaimanapun juga, menguatnya Dolar AS akan membuat investor dari Negara dengan denominasi bukan Dolar akan semakin merasa mahal harga komoditi ini.

 

Harga emas dalam perdagangan Senin mengalami penurunan seiring dengan kekhawatiran investor akan kondisi keuangan Spanyol dan Yunani. Pukulan Dolar AS memang telak disaat investor was-was dengan kondisi Eropa. 

 

Pada penutupan perdagangan sesi New York, Emas untuk pengiriman bulan Agustus berakhir menurun US$5,40, atau sebesar 0,3%, ke harga US$1.577,40 per ons di bursa Comex – New York Mercantile Exchange. Dalam dua sesi terakhir ini, harga emas telah turun sebanyak US$12 dan sepekan kemarin merosot 0,6%.(api)

 

 

 

Sumber