Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

BELANJA PUASA: Lonjakan Harga di Sulteng Dipicu Faktor Psikologis

Recommended Posts

PALU: Meski stok mencukupi, potensi kenaikan harga komoditas di Sulawesi Tengah (Sulteng) masih terbuka lebar seiring dengan tingginya permintaan masyarakat dan faktor psikologis menjelang Lebaran.

 

Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulawesi Tengah Bunga Elim Somba mengatakan stok komoditas masih dalam kategori aman, tetapi pihaknya tetap akan menyoroti sejumlah kebutuhan pokok masyaakat yang dapat memicu laju inflasi dan berpotensi naik.

 

Menurutnya, berdasarkan hasil rapat Kamis (19/7/2012) yang dihadiri oleh pimpinan dan pejabat terkait, terdapat sejumlah bahan pokok yang menjadi perhatian seperti beras, gula dan komoditas bumbu-bumbuan.

 

Beras dan gula pasir menunjukkan tren kenaikan harga, demikian pula dengan sub-kelompok daging.

 

“Sama halnya dengan harga komoditas pada sub-kelompok bumbu-bumbuan, sub-kelompok daging dan hasil-hasilnya, sub-kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya cenderung meningkat,” ujarnya  Senin (23/7/2012).

 

Dia mengatakan meski memiliki stok relatif mencukupi, tetapi karena tingginya permintaan dan faktor psikologis menjelang Lebaran cukup berperan besar membuat peluang peningkatan harga beberapa sub-kelompok komoditas yang menjadi kebutuhan masyarakat tersebut masih ada.

 

Bunga menambahkan ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat di Sulawesi Tengah hingga bulan ini sebetulnya terkendali, bahkan untuk stok beras masih memiliki rentang ketahanan pangan hingga 4,5 bulan ke depan.

 

Khusus untuk komoditas beras, katanya, stok operasional Bulog Sulawesi Tengah per Juli 2012 mencapai 12.786 ton dengan ketahanan 4,5 bulan ke depan.  “Dari prognosa sebesar 15.000 ton, Bulog telah melakukan realisasi pengadaan beras sebesar 8.441 ton,” katanya.

 

Dalam mengantisipasi peningkatan harga beras, katanya, Bulog dapat  melakukan operasi pasar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

 

“Pada 16 Juli 2012 , Bulog telah melakukan operasi pasar dengan harga  berkisar Rp6.800. Operasi pasar dilakukan dengan asumsi harga di pasar telah menyentuh Rp8.000,” katanya.(k27/sut)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...