Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

SILVIKULTUR INTENSIF Jadi Program Prioritas atasi Kelangkaan Kayu

Recommended Posts

JAKARTA: Kementerian Kehutanan akan mendorong program prioritas silvikultur intensif (SILIN) guna mengatasi kekurangan pasokan bahan baku kayu berdiameter besar untuk industri pengolahan.

 

Direktur Bina Usaha Hutan Alam Ditjen Bina Usaha Kehutanan Kemenhut Awrya Ibrahim mengungkapkan ketimpangan bahan baku kayu untuk industri plywood dan sawn timber berpotensi terus meningkat setiap tahun. Hal itu diakibatkan hanya sekitar 133 dari 301 unit izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu (IUPHHK) hutan alam yang aktif menyusun rencana karya tahunan  (RKT).

 

Di samping itu, seru Awrya, standing stock kayu dari hutan alam diperkirakan hanya mencapai 9,1 juta meter kubik. Padahal, potensi masak tebang di hutan dapat mencapai 13 juta meter kubik. Program SILIN akan meningkatkan produktivitas yang diproyeksi terus menurun.

 

Menurut Awrya, pelaksanaan model silvikultur intensif Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) akan menstimulus pengelolaan IUPHHK-HA menghasilkan kayu jenis meranti dan berbagai kayu mewah lainnya dengan usia tebang yang lebih pendek antara 20—25 tahun. Selain itu, intensifikasi volume kayu juga dapat dicapai dengan potensi hingga 200—300 meter kubik per hektar.

 

Pasalnya, selama ini umur kayu jenis meranti dari hutan alam baru dapat ditebang pada umur 30—40 tahun dengan volume hanya 40—60 meter kubik per hektar. Apalagi, kata Awrya, tidak sedikit perusahaan pemegang izin IUPHHK-HA dan hak pengusahaan hutan (HPH) yang bermasalah dan mengacuhkan kapasitas tegakan sebelum proses land clearing.

 

“Kemenhut akan memberikan penghargaan kepada pelaksana SILIN yang mampu meningkatkan produktivitas tropical rain forest. Sejauh ini, kami telah mengapresiasi 3 SILIN terbaik sesuai SK Dirjen dan Menhut,” ungkapnya saat dijumpai Bisnis di kantornya hari ini.

 

Hanya saja, Awrya mencatat ada 5 IUPHHK-HA yang melaksanakan SILIN namun belum mengantongi SK Dirjen Bina Usaha Kehutanan. Hingga kini terdapat 28 pelaksana SILIN yang beroperasi pada areal hutan produksi alam berstatus virgin forest dengan bekas tebangan yang masih baik.

 

Sekjen Kemenhut Hadi Daryanto mengungkapkan program SILIN akan memulihkan kemampuan IUPHHK-HA dan HPH sebagai sumber bahan baku kayu karena potensi produksinya ditaksir mencapai sepuluh kali lipat dari sistem pengelolaan hutan alam konvensional.

 

Hingga juli tahun ini, kawasan hutan yang telah dibuka untuk SILIN mencapai 114.000 hektar, 65% penanaman tanaman unggulan dilakukan pada areal konsesi HPH. Kemenhut telah menerbitkan satu izin baru untuk PT Silva Ultra Sumatera seluas 73 hektar.

 

Menurut Hadi, pihaknya akan mendorong kebijakan untuk memungkinkan diterapkan banyak sistem pada satu izin IUPHHK-HA dan HPH. Dengan begitu, percepatan pertumbuhan optimal melalui SILIN akan mengatasi kekurangan bahan baku bagi industri perkayuan nasional.

 

“SILIN ini pasarnya menjanjikan karena menyimpan potensi yang bisa di jual pada pasar hidrologis, pasar biodiversity, dan pasar karbon,” ungkapnya. (sut)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...