Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

Aset Bank Umum di Sulsel Tumbuh 22,94%, kredit naik 26,7%

Recommended Posts

MAKASSAR: Bank Indonesia Wilayah I Sulawesi, Maluku, Papua (Sulampua) mencatat, aset perbankan umum di Sulsel Rp69,42 triliun posisi Mei 2012, tumbuh 22,94% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

 

Peneliti Ekonomi Madya Senior Bank Indonesia Wilayah I Sulampua Gusti Raizal Eka Putra mengatakan, dana pihak ketiga (DPK) yang terhimpun Rp47,45 triliun. Meningkat 25,17% year on year (YoY), terutama pada jenis tabungan.

 

"Kredit yang disalurkan tumbuh 26,70% YoY, atau menjadi Rp61,59 triliun pada posisi Mei tahun ini," ungkap Gusti, Rabu (18/7).

 

Sementara, rasio antara DPK dengan kredit yang sudah disalurkan atau loan to deposit ratio (LDR) perbankan umum di Sulsel 129,83%. Jauh lebih tinggi dari rerata nasional sekitar 80%. Dengan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) cukup rendah yaitu 2,94%, bahkan lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 3,54%.

 

Dia menuturkan, DPK yang berhasil dihimpun sampai Mei 2012 terdiri dari giro Rp7,87 triliun, tabungan Rp26,30 triliun, dan deposito Rp13,26 triliun. Sedangkan total kredit yang disalurkan terdiri dari, kredit modal kerja Rp24 triliun, investasi Rp11,83 triliun, dan konsumsi Rp25,75 triliun.

 

Gusti mengungkapkan, perbankan syariah Sulsel juga bertumbuh cukup pesat. Tercatat, aset bank syariah di Sulsel mencapai Rp3,56 triliun posisi Mei tahun ini. Jumlah itu tumbuh 59,51%, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

 

DPK yang berhasil dihimpun Rp1,57 triliun, meningkat 27,23% YoY. Dengan pembiayaan yang disalurkan juga tumbuh 33,12% YoY, atau menjadi Rp3,38 triliun.

 

"Dengan kondisi tersebut financing to deposit ratio (FDR) bank syariah Sulsel 214,73%, serta rasio kredit bermasalah atau non performing financing (NPF) cukup rendah 1,57%. Bahkan lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 2,68%," paparnya.

 

Tidak hanya itu, perkembangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di daerah ini pun mencatat kinerja yang cukup positif, dengan aset per Triwulan I 2012 mencapai Rp703,9 miliar, tumbuh 42,98% YoY.

 

DPK yang berhasil dihimpun Rp400,1 miliar, tumbuh 47,11% terutama pada jenis deposito. Dengan kredit yang disalurkan juga tumbuh 45,57% YoY, atau menjadi Rp602,2 miliar.

 

Kondisi tersebut memperlihatkan, LDR BPR Sulsel mencapai 89,21%. Dengan NPL di Sulsel cukup rendah 2,34%, atau lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 2,68%.

 

"Sementara untuk kredit usaha rakyat (KUR), Sulsel masih menempati rangking keempat secara nasional," kata Gusti.

 

Dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, penyaluran KUR Sulsel tumbuh 70,35%, yaitu dari Rp1,36 triliun menjadi Rp2,33 triliun. Dengan jumlah rekening yang juga tumbuh 27,90%, dari 111.604 rekening, menjadi 142.740 rekening per Triwulan I tahun ini.   

 

Dia menambahkan, pada Mei 2012 pangsa kredit UMKM Sulsel terhadap total kredit 29,67%. Relatif lebih kecil, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 31,30%. Menurutnya, kredit UMKM sebagian besar disalurkan kepada usaha kecil dengan aset antara Rp50 juta hingga Rp500 juta, dan omset per tahun antara Rp300 juta hingga Rp2,5 miliar yaitu sebesar 47%.

 

"Kredit modal kerja, mendominasi penggunaan kredit UMKM dengan pangsa 75%. Sebagian besar kredit UMKM Sulsel, disalurkan ke sektor perdagangan, hotel, restoran yaitu 52%," tegasnya.

 

Adapun komposisi jenis penggunaan kredit UMKM yaitu, investasi 25% dan modal kerja 75%. Sedangkan komposisi kredit UMKM berdasarkan sektor yaitu, sektor listrik, gas, dan air 0%, pertambangan 1%, pengangkutan 4%, pertanian 4%, industri pengolahan 6%, jasa dunia usaha 7%, jasa sosial masyarakat 7%, konstruksi 8%, perdagangan 52%, serta lain-lain 11%. (K46/faa)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...