Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

PLTP SARULLA: Amandemen Kontrak Diperkirakan Selesai Bulan depan

Recommended Posts

JAKARTA: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla, Tapanuli Utara akan selesai pertengahan bulan depan.

 

Saat ini ada tiga masalah yang membuat proyek ini tertahan, yakni amandemen kontrak soal kepemilikan aset, perpanjangan kontrak, dan sistem pembayaran.

 

Djajang Sukarna, Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM mengatakan bahwa dalam waktu dekat seluruh permasalahan amandemen kontrak terkait proyek PLTP Sarulla akan terselesaikan.

 

“Kami kejarnya akhir bulan ini, namun bisa saja meleset sampai tengah bulan depan,” kata Djajang, Kamis (12/7).

 

Kardaya Warnika, Dirjen EBTKE Kementerian ESDM menjelaskan bahwa memang ada tiga isu terkait proyek PLTP Sarulla. Pertama tentang kepemilikan aset, menurutnya masalah kepemilikan aset secara prinsip sudah selesai, bahkan sudah dibuatkan SKB tiga menteri, yakni Menteri ESDM, Menteri Keuangan, dan Menteri BUMN.

 

“Yang ini sudah tinggal teken, namun masih menunggu yang lain selesai,” jelasnya.

 

Isu kedua mengenai perpanjangan kontrak yang sudah dikeluarkan oleh Menteri ESDM. Pasalnya, dalam perpanjangan kontrak ada masa yang tidak bisa dilakukan pemegang kontrak karena legalnya belum selesai.

 

Ketiga mengenai sistem pembayaran. Menurut Kardaya, soal pembayaran langsung terkait dengan bagaimana mengamandemen kontraknya.

 

“Ini masih didiskusikan, harapannya seluruh permasalahan dapat diselesaikan dalam waktu dekat.”

 

Lebih lanjut Kardaya mengatakan bahwa dari ketiga isu yang ada, yang paling berat diselesaikan adalah soal kepemilikan aset. Ketika ditanya mengenai apakah PLTP Sarulla bisa beroperasi pada 2014, Kardaya mengatakan bahwa hal tersebut memungkinkan.

 

Meski mengatakan bahwa proses amandemen kontrak akan segera selesai, baik Kardaya maupun Djajang masih enggan mengatakan hasil amandemen kontrak tersebut.

 

“Soal semuanya, tunggu saja,” kata Djajang.

 

Sebagai informasi, proyek ini dibangun dan dimiliki oleh Sarulla Operation Limited (SOL) yang merupakan konsorsium Medco Geothermal Indonesia, Ormat International Inc, Itochu Corporation, dan Kyushu Electric. Listrik dari konsorsium ini dijual ke PT Perusahaan Listrik Negara dengan harga US$ 6,79 sen per kWh.

 

Djajang berharap dengan akan selesainya amandemen kontrak ini, proyek yang proses pembangunannya dimulai tahun 1993 ini bisa segera mulai proses kontruksi. Dia mengatakan meski dalam waktu dekat ini pemerintah akan menetapkan tarif jual tenaga listrik panas bumi yang baru, harga jual listrik Sarulla tidak berubah.

 

"Tidak mengikuti feed in tariff yang baru karena sudah ada kontrak," katanya. (11/Bsi)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...