Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

KOMPETISI LAHAN: Lebih menjanjikan, petani apel Batu beralih ke bunga

Recommended Posts

BATU: Petani apel di Kota Batu banyak yang beralih menanam bunga menyusul prospek bunga yang lebih bagus. Diantara bunga yang dilirik tersebut adalah krisan. Banyaknya pesanan bunga krisan di pasaran membuat petani mulai melirik krisan.

 

Mohammad Toha, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Bunga Potong Bumiaji Kota Batu, mengatakan terpuruknya pertanian apel tidak menyurutkan minat petani untuk bertani tanaman hias.

 

“Sedikitnya 15 petani apel kini beralih menjadi petani bunga krisan. Dan saat ini mereka mulai merasakan hasilnya,” kata Mohammad Toha di Batu, Senin (9/7).

 

Menurutnya, sejak beralih menanam krisan, pihaknya sudah merasakan prospeknya. Hal itu tidak terlepas dari panen bunga krisan yang bisa dilakukan setiap hari. “Sejak beralih menanam krisan, setiap hari banyak permintaan dan terkadang kekurangan stok.”

 

Permintaan tersebut, ujar dia, banyak mengalir dari sejumlah kota besar di di Indonesia seperti Surabaya, Bandung, Jakarta, dan Denpasar Bali. Setiap hari, rata-rata krisan yang dihasilkan petani sebanyak 500-2.000 tangkai.  Sementara pada hari besar (libur) permintaan pasar lebih dari 2.000 tangkai per hari.

 

Hal itu tidak terlepas dari keberadaan bunga krisan yang mempunyai warna elok. Sehingga banyak disuka untuk buket di hotel maupun perkantoran dan pusat perbelanjaan. Apalagi harga bunga krisan juga relatif murah yakni berkisar Rp1.500-Rp2.500 per tangkai di tingkat petani.

 

“Sehingga jika berkaca pada kondisi tersebut peluang bunga krisan dari Batu masih besar. Hanya saja belum semua petani di Batu melakukan pembibitan sendiri sehingga masih harus mendatangkan bibit dari luar diantaranya Jepang.”

 

Diakui, kendati pasar bagus, namun petani masih menjumpai kendala, terutama dalam hal peralatan maupun sumber daya manusia (SDM). Sehingga pihaknya berharap ada campurtangan dari pemerintah daerah terkait pengembangan krisan ke depan.

 

Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Kota Batu, Sugeng Pramono, mengatakan pihaknya saat ini terus melakukan pembinaan terhadap petani bunga potong di Kota Batui. Bahkan Disperta telah bekerjasama dengan Dinas Pariwisata (Disparta) untuk mempromosikan Bumiaji sebagai desa wisata.

 

“Saat ini yang sudah muncul seagai area pertanian bunga potong adalah Desa Gunungsari dan dikenal dengan bunga mawarnya. Harapannya  Desa Bumiaji yang saat ini tengah mengembangkan bunga krisan bisa menjadi desa wisata menyusul Gunungsari,” jelas Sugeng. (K25/Bsi)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...