Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

BUS GANDENG PT Inka tergusur bus impor China

Recommended Posts

JAKARTA: Produksi bus gandeng atau articulated bus PT Inka terhambat minimnya permintaan dari dalam negeri. Bahkan sejumlah perusahaan sesama BUMN lebih memilih membeli bus sejenis dari China.

 

Humas PT Inka Fathor Rasyid mengatakan pihaknya sudah mampu memproduksi bus gandeng bermerek Inobus dan sudah beroperasi dengan baik sebagai bus Trans Jakarta di Koridor XI.

 

“Produksi bus kami kurang dilirik oleh sesama perusahaan BUMN. Saat ini Damri sebagai pemenang tender operator bus yang dilakukan Badan Layanan Umum (BLU), telah memesan bus dari China merek Zhangtong sebanyak 66 unit,” katanya kepada Bisnis hari in, Senin (9/7/2012).

 

Dia menambahkan sangat disayangkan memang keputusan pembelian bus gandeng ke China karena Inka sebagai produsen lokal sudah memenuhi syarat sesuai Perpres No.54/2010.  Apabila ada produsen dalam negeri yang mempunyai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dan Bobot Manfaat Perusahaan (BMP) lebih dari 40%, maka wajib menggunakan produk dalam negeri. “Produk kami sudah mencapai 41%.”

 

Dia menambahkan selain Inka, produsen bus lokal lainnya yakni AAI dengan merek Komodo. Inobus yang diproduksi Inka terdiri atas dua jenis yaitu bus gandeng  (articulated bus) dan bus tunggal (single bus). Satu unit Inobus gandeng menelan biaya produksi senilai Rp3,35 miliar.

 

“Penerapan Perpres 54 ini akan sangat membantu untuk bersaing dengan produk China yang biasanya harganya sangat murah, dalam tender operator harga selalu menjadi prioritas utama. Hal ini akan mematikan industri otomotif lokal yang baru bertumbuh dan sudah membuktikan kualitasnya dan mencapai TKDN yang terus meningkat,” ucapnya.

 

Rosyid menambahkan berdasarkan prediksi Dinas Perhubungan DKI Jakarta, kebutuhan bus gandeng sebanyak 700 unit untuk melayani seluruh koridor busway DKI yang sudah direncanakan. Pola pengadaan bus saat ini ada dua skema, yaitu melalui Dishub dengan tender pengadaan bus dan BLU melalui tender operator sekaligus investor bus.

 

Pada Juli 2008, lanjut Rosyid, ada 10 unit bus gandeng produksi Duangdong Huang Hai China dioperasikan oleh operator bus Mayasari yang tergabung dalam konsorsium Jakarta Mega Trans, dengan poolnya di Kampung Rambutan. 

 

Dari operasional bus China tersebut, 3 bulan pertama sudah banyak mengalami gangguan dan sering dilakukan penggantian spare part dari bus yang ada atau kanibal. Hal ini karena kurangnya dukungan prinsipal China.

 

“PT Inka dan PT AAI adalah salah satu pionir industri otomotif di Indonesia yang perlu dikembangkan,” tuturnya. (sut)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...