Survei HSBC: 69 Persen Perusahaan Nilai Perang Dagang Untungkan RI

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Kenaikan nonfarm payroll (NFP) AS yang lebih rendah dari ekpektasi membuat investor khawatir akan pertumbuhan perekonomian global. 

 

 

 

Hal itu membuat dolar naik terbesar atas euro sejak September sebab investor mencoba melindungi kekayaannya dari risiko perlambatan ekonomi.

 

 

 

Dalam pengumumannya, Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan pengusaha telah menambah sekitar 80.000 lapangan kerja menyusul peningkatan 77.000 pada Mei. Angka itu di bawah proyeksi ekonom yang memperkirakan kenaikan 100.000.Adapun tingkat pengangguran tetap pada 8,2%.

 

 

 

“Pasar dikendalikan sentimen penghindaran risiko,” kata Mary Nicola, ahli strategi mata uang BNP Paribas SA di New York.

 

 

 

“Data minggu ini sangat mengecewakan. Ini menunjukkan bahwa ada beberapa prospek meredupnya pertumbuhan, menuju titik bahwa gagasan QE3 [quantitative easing] mungkin ikut bermain minggu depan,” tambahnya.

 

 

 

Dolar menguat 3,1% menjadi US$1,2291 per euro kemarin di New York, dari US$1,2667 pada 29 Juni. Kenaikan ini adalah yang terbesar sejak lima hari yang berakhir September 9.

 

 

 

Euro sempat menyentuh US$1,2260, level terkuat sejak Juli 2010. Mata uang 17 negara itu terdepresiasi 3,1% menjadi 97,89 yen, penurunan mingguan terbesar pasangan mata uang itu sejak 6 April. Mata uang Jepang naik 0,2% menjadi 79,66 per dolar.

 

 

 

Menurut riset Valbury Futures, data NFP yang di bawah prediksi menandakan bahwa krisis utang Eropa membebani pertumbuhan ekonomi. (Bloomberg/yus)

 

 

 

Sumber