BNI Bersama BUMN Peduli Hadir bagi Warga Terdampak Bencana Sumatra

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA:  Industri pulp dan kertas Indonesia ke depan akan semakin strategis dan berdaya saing tinggi berkat dukungan efisiensi teknologi produksi yang ramah lingkungan serta kemampuan memproduksi bahan secara memadai dan lestari.

 

 

"Faktor lain adalah efisiensi penggunaan bahan bakar yang tidak banyak tergantung pada energi fosil sekaligus ramah lingkungan," kata Presiden Komisaris PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), Tony Wenas, di Jakarta, Selasa (3/7/2012).

 

 

Tony menuturkan, secara global meskipun pasar pulp semakin kompetitif, tetapi permintaan dan penawaran (demand dan supply) kebutuhan pulp dari 2010 hingga 2015 diperkirakan akan meningkat 17%,  sedangkan permintaan dan penawaran kertas diperkirakan akan meningkat sekitar 10,5%.

 

 

"Saat ini terjadi pergeseran pasar dari Eropa dan Amerika yang bergerak menuju ke pasar Asia. Karenanya produsen kertas Asia menempati posisi yang baik untuk melayani kebutuhan pasar Timur Tengah, Afrika dan Oseania, " paparnya.

 

 

Selama itu, katanya, Asia tetap memimpin dalam pertumbuhan pulp and kertas dunia. Permintaan pulp dari China ikut meningkat hingga 139% sejak 2005 hingga 2010 dan diprediksi akan terus meningkat.

 

 

"Potensi tersebut menguntungkan industri kehutanan di Indonesia, dan tercatat produksi pulp nasional tumbuh sekitar 30%  sejak 2005 hingga 2010," ujarnya.

 

 

Tony menambahkan, pertumbuhan kebutuhan pulp secara global diperkirakan akan terus meningkat CAGR (Compounded Annual Growth Rate) sekitar 2,6%  setiap tahun, sedangkan untuk kebutuhan kertas diprediksi akan terus meningkat CAGR-nya sekitar 1,3% per tahun.

 

"Pertumbuhan pulp dan kertas yang baik tersebut membuka peluang Indonesia untuk menjadi pemain global. Kami telah menggunakan hampir 87%  energi terbarukan yang berasal dari proses produksi pulp dan kertas yang disebut 'black liquor' dan 'wood bark', " tandasnya. (Antara/msb)

 

 

 

Sumber