Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

NILAI EKSPOR Turun, Tertekan Komoditas Perkebunan

Recommended Posts

JAKARTA: Kinerja ekspor Indonesia Selama Mei  terus menurun seiring pelemahan ekspor komoditas perkebunan dan bahan tambang akibat penurunan permintaan.

 

Pengamat ekonomi Universitas Padjadjaran Ina Primiana berpendapat penurunan ekspor pada April lalu diperkirakan berlanjut mengingat sejumlah negara tujuan ekspor masih membatasi permintaan.

 

Nilai ekspor Indonesia pada April turun 7,36% menjadi US$15,98 miliar, sedangkan impor mencapai US$16,62 miliar atau naik 1,82% dari Maret.

 

Akibatnya, untuk pertama kali dalam dua tahun terakhir, neraca perdagangan Indonesia defisit sebesar US$641,1 juta.

 

“Masih ada potensi penurunan. Saya belum melihat sesuatu yang signifikan untuk mendorong ekspor kita,” katanya kepada Bisnis hari ini, Minggu (1/7/2012).

 

Menurutnya, imbas pelemahan permintaan dari Eropa telah merembet ke kawasan lain, termasuk negara yang selama ini mengimpor bahan baku dari Indonesia untuk diolah dan dikirim produknya zona Euro.

 

Sebagai contoh, China yang selama ini mengimpor karet alam dari Indonesia untuk diolah menjadi ban dan dikirim ke Benua Biru. Ekspor karet dan barang dari karet Indonesia pada April hanya US$972,13 juta atau turun 7,22% dari Maret.

 

Demikian pula dengan ekspor minyak sawit mentah yang menurun seiring melemahnya harga minyak dunia.

 

Di sisi lain, kebijakan pelarangan ekspor bahan mineral pada Mei juga diperkirakan turut menyumbang penurunan ekspor. 

 

Namun, Ina mengatakan pemerintah harus meyakinkan bahwa penurunan ekspor komoditas tambang hanya terjadi sementara dan akan kembali pulih setelah hilirisasi berjalan.

 

“Di sini, pemerintah harus bersungguh-sungguh mewujudkan program hilirisasi,” ungkapnya.

 

Selain itu, Indonesia juga harus mewaspadai negara lain yang mulai membuat substitusi produk Indonesia, misalnya China yang membuat rotan sintetis dan batik.

 

“Kita harus cermati, jangan-jangan penurunan ekspor juga karena ada pemain baru yang membuat produk yang sama. Kalau seperti itu kondisinya, kita harus berinovasi, misalnya membuat barang yang sifatnya komplementer,” ujarnya.

 

Sementara, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyampaikan ekspor Indonesia kemungkinan baru pulih pada 2013 seiring diversifikasi pasar ekspor dan semakin gencarnya program hilirisasi yang menghasilkan produk bernilai tambah.

 

“Tahun 2012, kita tidak bisa terlalu berharap terhadap kenaikan volume ekspor. Saya rasa ekspor kita bisa meningkat pada 2013, dengan catatan ada pemulihan di Eropa,” ujarnya.

 

Pemerintah semula menargetkan ekspor Indonesia tahun ini US$230 miliar. Namun, Gita berkali-kali menyampaikan kinerja ekspor Indonesia sudah cukup baik jika hanya mencapai US$203 miliar atau sama dengan tahun lalu. (sut)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...