Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

Pangsa Pasar Bank Syariah di Sulsel Capai 5,2%

Recommended Posts

MAKASSAR: Bank Indonesia mencatat, perkembangan perbankan syariah di Sulawesi Selatan cukup pesat, dengan pangsa pasar mencapai 5,2% dari seluruh perbankan yang ada di daerah ini.

 

Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Wilayah I Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua) Arief Budi Santoso mengatakan, persentase itu lebih tinggi dibandingkan dengan pangsa pasar perbankan syariah secara nasional, yang baru mencapai 4,1%. “Meskipun masih jauh tertinggal dari capaian dan penguasaan pasar perbankan konvensional, namun pencapaian tersebut sudah menunjukkan kemajuan,” ujarnya, hari ini, Selasa, (26/6).

 

Dia mengungkapkan, secara kinerja, per April 2012, total aset perbankan umum syariah di Sulsel tumbuh cukup positif yaitu mencapai 64,79% atau menjadi Rp3,41 triliun, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

 

Adapun jika dilihat dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), totalnya juga meningkat 32,88% menjadi Rp1,57 triliun.

 

Menurutnya, pertumbuhan yang cukup positif perbankan syariah pada tahun ini juga didukung oleh pencapaian non performing financing (NPF) atau kredit bermasalah yang hanya mencapai 1,55%, atau masih jauh dibandingkan dengan batas sesuai ketentuan BI yang mencapai 5%. Persentase itu juga menurun, jika dibandingkan dengan NPF tahun lalu yang mencapai 2,63%.

 

Sementara itu, total pembiayaan perbankan syariah Sulsel tercatat Rp3,24 triliun, meningkat 37,06% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

 

Dia menuturkan, perbankan umum syariah di Sulsel sebenarnya bisa menguasai pasar lebih besar dari pembukuan saat ini. Salah satunya yaitu dengan membuka lebih banyak lagi cabang di daerah-daerah, dan gencar mensosialisasikan keuntungan perbankan syariah kepada masyarakat.

 

Berdasarkan data BI, ada 41 bank umum termasuk Bank Pembangunan Daerah (BPD) di wilayah Sulsel dan Sulbar. Dari jumlah tersebut, 35 diantaranya merupakan bank konvensional, dan 6 bank umum syariah. Dari 35 bank konvensional tersebut, lima diantaranya memiliki unit bisnis syariah.

 

Kepala Departemen Perbankan Syariah BI Edy Setiadi mengatakan, kendala utama yang dihadapi perbankan umum syariah saat ini adalah sumber daya manusia (SDM) yang cukup terbatas.

 

Secara nasional katanya, tenaga perbankan syariah masih kekurangan 20.000 orang. Jumlah itu tidak mudah diperoleh.

 

”Selama ini banyak SDM yang dihimpun perbankan umum syariah yang berasal dari perbankan konvensional. Hal itu juga baik, tetapi sistem yang berbeda tentu akan menghambat kinerja,” tegasnya.

 

Oleh sebab itu, sejak beberapa tahun yang lalu BI selalu mendorong Kementerian Pendidikan untuk menciptakan kurikulum perbankan syariah. Namun hingga saat ini masih belum ada perkembangan, kita harap dengan adanya kurikulum, bisa mendorong terciptanya SDM yang lebih baik. (K46/Bsi)

 

 

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...