Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

PEMILIHAN OJK: Isu Politik Uang Mencuat

Recommended Posts

JAKARTA—Bursa pemilihan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan telah selesai pekan lalu. Namun, isu politik uang menerpa proses pemilihan pengurus lembaga pengawas industri keuangan yang baru itu.

 

 

Menurut seorang eksekutif yang mengetahui proses pemilihan, salah satu calon dari bankir sempat diminta memberikan imbalan apabila ingin lolos menjadi Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK).

 

 

“Sempat diminta Rp1 miliar per kepala [anggota dewan]. Itu harga pembuka, tapi ditolak,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (24/6/2012).

 

 

Seorang anggota dewan juga sempat mengaku mendapat tawaran ‘imbal jasa’ dari salah satu calon untuk memuluskan dirinya menjadi komisioner OJK, tetapi dirinya menolak. Dia pun enggan menyebutkan nama orang yang menjanjikan uang tersebut.

 

Salah satu calon komisioner OJK Yunus Husein mengaku sempat mendengar isu politik uang (money politic) dalam bursa pemilihan dewan komisioner OJK. Namun, dia enggan memastikan pihak mana saja yang memakai uang dalam pemilihan itu.

 

 

“Menurut dugaan memang ada sesuai dengan kebiasaan seperti pada kasus Miranda [Miranda S. Goeltom, mantan Deputi Gubernur Senior BI]. Ini pasti berbahaya dan merugikan masyarakat,” ujarnya kepada Bisnis.

 

 

Dia menyayangkan apabila hal tersebut benar-benar terjadi, karena bakal mengurangi tingkat kepercayaan masyarakat atau pelaku industri keuangan terhadap OJK yang baru akan berdiri.

 

 

“Saya prihatin karena masih ada orang yang mencari jabatan dengan memakai sponsor atau uang. Selain itu, proses yang tercemar dapat mengurangi kepercayaan terhadap OJK yang dapat menganggu keberhasilan pelaksanaan tugasnya,” ungkapnya.

 

 

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI dari Fraksi Golkar Harry Azhar Azis membantah adanya politik uang. Menurutnya, isu tersebut hanya sebatas isapan jempol. Namun, dia mengaku sempat mendapatkan klarifikasi dari salah satu calon.

 

“Ada seorang calon DK OJK SMS saya dia diisukan oleh wartawan yang katanya punya saksi meyakinkan bahwa dia membawa uang 2 tas berisi dolar. Dia minta ke saya agar isu itu tidak dipercaya, saya tanyakan kepada yang bersangkutan ‘apakah melakukannya?’ Dia jawab tidak. Saya cuma bisa percaya,” tuturnya.

 

 

Salah satu calon komisioner OJK terpilih, Rahmat Waluyanto, membantah adanya isu politik uang. “Jangan percaya rumor. Kalau ada bukti silahkan diungkapkan secara terang benderang. Yang menjadi calon itu banyak pejabat. Mereka paling takut soal beginian,” ujarnya.

 

 

Hal senada disampaikan oleh calon komisioner OJK terpilih Nelson Tambupolon. Menurutnya, isu tersebut sengaja dilontarkan untuk mencoba menganggu proses pemilihan yang sudah berjalan baik.

 

 

Demikian juga calon komisioner OJK terpilih Ilya Avianti. “Selama proses pemilihan DK OJK saya merasa semua berjalan berish, tidak ada money politics. Saya juga tidak merasakan sama sekali karena tidak punya aliansi politik,” tegasnya.

 

 

Hasil dari pemilihan ketua komisioner OJK dimenangkan oleh Muliaman D. Hadad. Selasa lalu (19/06), Muliaman dipilih secara aklamasi oleh Komisi XI DPR RI, mengalahkan seniornya di bank sentral, Achjar Iljas.

 

 

Adapun posisi wakil ketua OJK yang dipasangkan Mulia P. Nasution (Mantan Sekjen Kemenkeu) dan I Wayan Agus Mertayasa (Wadirut Bank Mandiri) tidak terpilih sama sekali, karena masing-masing mendapatkan satu suara.

 

Kandidat Ketua Eksekutif Bidang Perbankan dimenangkan Nelson Tampubolon (mantan Direktur Direktorat Internasional BI) mendapatkan 46 suara, mengalahkan Riswinandi (Wadirut Bank Mandiri) yang memperoleh tiga suara.

 

Posisi Ketua Eksekutif Bidang Non-Perbankan dimenangkan oleh Firdaus Djaelani (Komisioner OJK/Mantan Pejabat Bapepam LK) sebanyak 53 suara, mengalahkan Isa Rachmatarwata (Kepala Biro Bidang Asuransi Bapepam LK) sebanyak satu suara.

 

 

Kursi Ketua Eksekutif Bidang Pasar Modal diraih Nurhaida (Ketua Bapepam-LK) sebanyak 54 suara. Pesaingnya, Rahmat Waluyanto (Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kemenkeu, ikut lolos dengan meraih 40 suara.

 

 

Ketua Eksekutif Bidang Audit diraih Ilya Avianti (Auditor Utama BPK) dengan 50 suara, sedangkan rivalnya Rijani Tirtosso (koordinator internal audit Bank Mandiri) hanya meraih satu suara.

 

Sementara itu, posisi kursi Ketua Eksekutif Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen dimenangkan Kusumaningtuti SS (Direktur BI) dengan perolehan 53 suara. Koleganya di bank sentral, Yunus Hussein hanya meraih 26 suara. (bas)

 

BERITA LAINNYA:

 

 

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...