Dukung Pemulihan, Danantara dan BRI Terjun Langsung ke Aceh Tamiang

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA—Kota Jakarta  dikonsentrasikan tata nilai yang membingungkan  arah pengembangannya.

 

Pakar Perubahan Sosial dan pembangunan, sosiologi  hukum, konflik sosial dan studi kepolisian Universitas Indonesia   Bambang Widodo Umar mengatakan bahwa suatu kota dalam konteks pemahaman perubahan sosial ditentukan konsentrasi kegiatan pemerintahan  umum. 

 

"Tapi Jakarta dikonsentrasikan tata nilai  yang membingungkan kemana arahnya," katanya hari ini Sabtu, (23/6/2012).

 

Dia memberikan contoh di Malaysia di mana setiap tingkat kecamatan ada gedung pertemuan, sementara itu di Jakarta susah mendapatkan gedung besar untuk pertemuan setingkat kecamatan.

 

”Sekarang di Jakarta malah ada yang buat rumah system cluster yang mengarah ke individualistic dan menyalahkan tatanan  social. Pemda harus tanggung jawab, bisa saja Jakarta jadi kota  cowboy dengan tidak terorganisasikannya tatanan masyarakat, sementara itu RT/RW hanya sebagai administratif,” kata Bambang.

 

Rumah dengan sisitem klaster 10 unit di Jakarta, pagar tinggi, bukan nyaman. Kejahatan, system keamanan belum baik, dan hal ini yang harus diatasi. Kriminalitas meningkat, lapangan kerja kurang dan system hukum masih lemah. “Ini yang harus diselesaikan,” kata Bambang Widodo Umar.

 

Menurut dia, pemerintah   hanya mengejar pekerjaan yang berhubungan dengan ekonomi saja, sementara itu masalah moral dikesampingkan. Menurut dia masalah kebersamaan harus diadaptasikan, masalah social akan terkurangi dan yang menonjol bukan ekonomi saja tapi juga moral. (sut)

 

BERITA LAINNYA:

 

• EURO 2012: Prediksi SPANYOL Vs PRANCIS, Benzema Hafal Gaya Casillas
  
• PESAWAT JATUH: SBY Perintahkan Fokker F-27 Tidak Terbang
  
• BISNIS INDONESIA HARI INI: Jakarta Harus Aman!
  
• EURO 2012: Jadwal & Skor Perempat Final—Final, Update 23 Juni
  
• JELANG PUASA: Pasar Murah Diklaim Redam Gejolak Harga
  
• GEMPA ACEH 6,6 SR: Dampaknya Relatif Nihil
  

 

 

Sumber