Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

KAFE BISNIS: Kalau Bisa Inefisien, Ngapain Harus Efisien

Recommended Posts

“Wah, Mas Noy, pelantikan pejabat setingkat menteri dan wakil menteri pekan ini jadi antiklimaks penantian hampir setiap orang yang peduli terhadap pemerintahan SBY ya.. Mana itu reshuflle kabinet yang sempat diisyukan, bulsit ya..” ujar Subarry sambil menyedot minumannya tanpa semangat.

 

“Mudah diduga kok Bar.. berbagai rumor tentang kemungkinan didepaknya menteri-menteri yang berasal dari kelompok mbalela alias PKS [Partai  Keadilan Sejahtera] yang tempo hari menjadi batu sandungan sehingga rencana penaikan harga bahan bakar minyak batal itu sudah diperkirakan cuma wacana.. ya cuma segitu emang nyali SBY..” kata Noyorono tak kalah males-nya menanggapi sohibnya sesama anggota Geng Diskusi Partikelir tersebut.

 

“Kan waktu itu juga terdengar santer bahwa sejumlah menteri yang terendus aroma korupsi bakal didepak.. ternyata mereka tetap saja bercokol dengan aman di kursi empuk kabinet.  Bahkan, dengan kepandaian masing-masing dalam bersilat lidah, pelbagai tudingan miring mereka tersangkut komisi proyek ini itu dapat dengan manis mereka hindari ya.. Hebat ngeles-nya.. licin bagaikan belut..” imbuh Subarry masih dengan nada tidak bersemangat.

 

“Ah, sudahlah.. males ngomongin soal kasus korupsi dan sebangsanya itu Bar.. karena semakin hari bukannya berkurang, tapi nambah terus dan seolah makin tak terjamah oleh hukum.. Terimalah fakta bahwa kita ini memang bangsa korup..” ucap Noyorono.

 

“Lha para tersangka koruptor itu malah terlihat bangga lho Mas.. di depan sorotan pers, mereka merasa seolah-olah sebagai selebritas atawa pesohor baik-baik.. Ini kan sudah nggak bener.. Huh, dasar..” timpal Subarry.

 

“Ngomong-ngomong, kemana Bang David kok gak kunjung muncul ya Bar.. Udah lama lho dia nggak gabung, apak merasa malu bin minder, karena selama ini ngebelain konco-konconya yang para penguasa negara itu.. Dia kan selalu kekeuh bahwa pemerintah sudah berupaya sekuat tenaga untuk berprestasi, termasuk dalam memberantas praktik korupsi.. Lha nyatanya makin parah gini..” tutur Noyorono.

 

“Dia nggak bisa ke kafe ini.. depan kantornya muacet berat, butuh waktu berjam-jam untuk keluar dari kawasan yang kini berubah menjadi neraka kemacetan baru di Jakarta sejak dilaksanakan proyek jalan layang bukan tol Tenabang-Kampung Melayu itu.. Tadi barusan dia kirim message,” sahut Subarry.

 

“Aku itu juga heran lho dengan pembangunan jalan layang baru yang seolah-olah dilakukan dengan tiba-tiba.. Mana waktunya bertepatan dengan musim pemilihan gubernur DKI lagi.. Kayak didesain gitu.. Lagian, dulu itu kan pernah ada teknologi Sosrobahu untuk pembuatan bentang jalan layang sehingga tidak harus mengganggu terlalu banyak lalu lintas di bawahnya. Itu teknologi terobosan temuan Pak Tjokorda Raka Sukawati, kenapa nggak digunakan lagi ya, malah memilih cara biasa sehingga mengganggun arus lalu lintas..” ungkap Noyorono setengah bergumam.

 

“Alaa Mas.. kayak nggak tau saja tabiat di negeri kita ini.. Kalau bisa tidak efisien, kenapa harus diefisienkan, hahaha.. Banyak kan contohnya. Lihat misalnya pembangunan trotoar Jakarta ini, kenapa tidak meniur kota-kota besar dunia yang menggunakan material bagus sehingga bisa bertahan ratusan tahun.. Di sini, bahannya selalu dipilih yang murahan, meskipun anggaran aslinya mungkin mahal, sehingga cepat rusak.. Dengan begitu, kan ada proyek lagi,” ucap Subarry sekenanya.

 

“Iya juga ya.. Lha proyek kawasan pelatihan olah raga atau apa yang di Hambalang itu.. berapa biayanya.. satu triliun rupiah lebih kan.. Apa iya sarana itu bisa menjamin negara kita ini lalu mampu menghasilkan atlet andal.. lagi-lagi bulsit kan, karena tujuannya hanyalah agar ada proyek besar dan mereka yang terlibat tentu kecipratan komisi besar pula.. Mudah ditebak lah..” papar Noyorono.

 

“Betul tuh Mas Noy.. Bahkan salah satu bangunan di kompleks yang sedang dibangun itu ambles segala lho.. Mudah ditebak lagi, proyeknya dibuat sekenanya.. yang penting komisinya besar untuk dibagi-bagi..  Sekarang kan sedang diseilidika KPK, dan sudah muncul beberapa figur penting di negeri ini yang sangat mungkin terkait dengan proyek Hambalang tersebut,” kata Subarry menegaskan.

 

“Bahkan, yang aku lihat Bar, dengan kekuatan dan kekuasaan masing-masing, mereka dapat menciptakan pencitraan balik yang positif melalui aneka saluran komunikasi, termasuk memiliki tim pengelola isu pada media sosial, sehingga yang timbul di tengah-tengah masyarakat hanyalah kebingungan semata. Tidak sedikit di antara warga masyarakat yang menjadi bingung dan sampai pada kesimpulan bahwa, ‘si Anu itu sebetulnya memang terlibat apa nggak sih, kok KPK tak kunjung menciduknya. Jangan-jangan, dia memang nggak terlibat’.. Hebat kan aksi public relationsmereka itu..” ujar Noyorono.

 

Wah gitu ya.., kalau sudah sampai ada kesimpulan seperti itu, berarti persepsi masyarakat dapat disetir oleh para pelaku kriminal tersebut.. Jadi, apa dong hasil  teriakan media massa yang ramai-ramai mempersoalkan kesemuanya itu. Seakan-akan hanya gema yang memancar dari tebing cadas untuk akhirnya menguar begitu saja ya.. Kasihan rekan-rekan di media..” tutur Subarry dengan nada semakin tidak bersemangat.

 

“Maaf, Bapak-bapak.. kita sudah mau last order nih.. Ada tambahan pesanan..” ucap Cynthia,waitress kafe itu, tiba-tiba menyeruak di tengah-tengah pembicaraan kedua sahabat yang sedang menuju kondisi fade out tersebut. Tanpa berkata-kata, kedua sahabat tadi kompak menggelengkan kepala. (djauhar@bisnis.com)

 

 

 

KOLOM LAINNYA:

 

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...