Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

CARBON BLACK:Indonesia kekurangan pasok 9.000 ton/tahun

Recommended Posts

JAKARTA—Indonesia masih kekurangan produk karbon hitam (carbon black) sebanyak 90.000 ton per tahun karena didorong permintaan yang tinggi dari industri ban.

 

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, saat ini kebutuhan karbon hitam nasional mencapai 240.000 metrik ton per tahun. Akan tetapi, industri baru bisa memenuhi permintaan pasar sebanyak 150.000 metrik ton per tahun.

 

Direktur Kimia Dasar Ditjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Tony Tanduk menuturkan saat ini industri nasional yang memproduksi karbon hitam hanya satu perusahaan, yakni PT Cabot Indonesia.

 

“Permintaan black carbon dari industri ban terus meningkat seiring dengan tingginya permintaan mobil dan motor,” katanya kepada Bisnis hari ini,  Kamis (20/6/2012)

 

PT Cabot Indonesia akan menambah kapasitas terpasang produksi karbon hitam sebanyak 140.000 metrik ton per tahun dengan investasi sebesar US$100 juta.

 

Gerry Howan, Direktur PT Cabot Indonesia, menuturkan ekspansi tersebut direalisasikan dengan membangun pabrik di Kawasan Cilegon, Banten.

 

Menurutnya, saat ini kapasitas terpasang produk karbon hitam perusahaan tersebut mencapai 150.000 metrik ton per tahun. Adapun permintaan produk tersebut mencapai 240.000 metrik ton per tahun.

 

Dengan penambahan kapasitas produksi tersebut, berarti anak perusahaan Cabot Corporation itu telah memiliki produksi sebanyak 290.000 metrik ton.

 

“Produksi kami masih jauh rendah dibandingkan dengan permintaan yang ada di pasar,” ujarnya. Dengan penambahan kapasitas produksi tersebut, perusahaan tersebut berharap bisa memenuhi permintaan produk yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

 

Dia mengungkapkan permintaan produk yang bisa digunakan untuk bahan baku ban tersebut diprediksi bisa mencapai 300.000 metrik ton pada 3 tahun ke depan.

 

“Dengan pertumbuhan permintaan produk karbon hitam tersebut di pasar, berarti kami telah memenuhi sebagian besar permintaan pasar,” tuturnya.

 

Dia menjelaskan 90% permintaan karbon hitam berasal dari industri ban, sedangkan sisanya berasal dari sejumlah industri, terutama industri produk karet.

 

Untuk memproduksi karbon hitam, selama ini Cabot masih mengandalkan bahan baku impor. Dia berharap masalah bahan baku bisa teratasi pada tahun depan, dengan pasokan yang berasal dari PT Krakatau Steel Tbk.

 

“Buangan atau residu dari produksi PT Krakatau Steel Tbk bisa kami gunakan untuk bahan baku,” tuturnya.(sut)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...