Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

GOLDMAN SACH: Ekonomi Indonesia 2012 tumbuh 5,4%, tahun depan 6,3%

Recommended Posts

JAKARTA—Goldman Sach memprediksi ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh 5,4% tahun ini sebelum kembali mencapai tingkat pertumbuhan 6,3% pada 2013.

 

Ekonom Goldman Sachs untuk wilayah Asean, Mark Tan memperkirakan dalam jangka pendek pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat karena pengaruh faktor eksternal pada pasar finansial domestik.

 

“Pertumbuhan ekonomi pada kuartal-kuartal selanjutnya akan semakin rendah terutama karena market yang rentan (vulnerable) pada faktor eksternal,” katanya, hari ini.

 

Tan mengatakan tingkat kepemilikan asing di pasar obligasi dalam negeri yang mencapai 30% menjadikan Indonesia rentan terhadap penarikan modal investor luar negeri untuk menghindari risiko gejolak perekonomian global.

 

Dia menjelaskan pasar obligasi merupakan sumber utama dari arus keluar modal portofolio dari Indonesia yang menyebabkan defisit neraca pembayaran pada kuartal I/2012.

 

“Volume portofilo terhadap neraca pembayaran Indonesia semakin besar dan semakin volatile. Ini merupakan tantangan utama bagi pemerintah dalam mengelola likuiditas dolar di dalam negeri,” kata Tan.

 

Defisit neraca pembayaran Indonesia, paparnya, bisa semakin lebar jika keadaan ekonomi global memburuk yang mendorong peningkatan arus keluar portofolio dari Tanah Air.

 

Data Bank Indonesia menyatakan defisit neraca berjalan pada kuartal I/2012 mencapai US$2,9 miliar atau lebih tinggi dari surplus neraca modal yang sebesar US$2,2 miliar.

 

Tan mengatakan faktor eksternal juga memiliki dampak besar pada fundamental perekonomian Indonesia, terutama pada tingkat inflasi.

 

Riset Goldman Sachs menunjukkan tingkat inflasi Indonesia sangat sensitif terhadap pergerakan nilai tukar rupiah terhadap basket currency negara-negara mitra perdagangan utama Indonesia atau trade weighted index (IDR TWI).

 

Setiap pelemahan 1% pada IDR TWI menyebabkan pertumbuhan inflasi sebesar 0,4% di Indonesia, salah satu yang terbesar di Asean.

 

“Saat ini inflasi Indonesia sangat dipengaruhi 2 hal, penurunan harga minyak dunia berdampak positif sedangkan volatilitas nilai rupiah berdampak negatif,” kata Tan.

 

BPS menyatakan laju inflasi harga konsumen year to date pada Januari—Mei 2012 adalah 1,15% atau lebih tinggi dari laju inflasi periode yang sama tahun lala yang sebesar 0,51.

 

Namun, Tan menegaskan langkah agresif otoritas keuangan Indonesia ke dalam pasar finansial dan penurunan ketidakpastian ekonomi global setelah pemilu di Yunani telah mengurangi tekanan eksternal pada perekonomian Indonesia.

 

Dia menambahkan investasi asing langsung (FDI) tetap akan tumbuh dengan pesat karena daya tarik fundamental ekonomi Indonesia seperti jumlah penduduk usia muda atau pertumbuhan masyarakat kelas ekonomi menengah yang pesat.

 

“Fundamental perekonomian yang kuat membuat kami yakin tahun depan Indonesia akan rebound dan tumbuh 6,3% karena pemulihan permintaan global,” kata Tan. (FAA)

 

ARTIKEL MENARIK LAINNYA >>>

 

 

 

 

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...