Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

JERO WACIK: Harga gas di Jabar segera diturunkan

Recommended Posts

JAKARTA: Harga gas industri di wilayah Jawa bagian Barat yang baru-baru ini dinaikkan sekitar 55%, akan segera direvisi agar tidak naik setinggi itu.

 

Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan hal itu disepakati usai rapat tentang gas dengan beberapa pemangku kepentingan yang digelar di kantor Kementerian ESDM, hari ini.

 

Rapat tersebut diikuti oleh Menteri ESDM Jero Wacik, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Wamen ESDM Rudi Rubiandini, Dirjen Migas Evita Herawati Legowo, Kepala BP Migas R. Priyono, dan Direktur Utama PT PGN Tbk Hendi Prio Santoso.

 

Wacik mengatakan pemerintah telah menerima masukan-masukan dari kalangan industri akibat dari kenaikan harga gas di hulu yang berujung pada kenaikan harga gas di hilir, dalam hal ini kenaikan harga yang ditetapkan oleh PGN.

 

“Kami dengarkan keluhan dan masukan-masukan dari para industriawan. Ada yang bilang tidak masalah harganya dinaikkan tapi pasokan terjamin. Ada yang mengusulkan naikkan bertahap, dan masukan-masukan lainnya. Dari pembahasan itu kami merencanakan kenaikan harga gas yang tadinya sekitar 55% akan ditinjau, berapa turunnya agar jangan 55%,” ujarnya dalam konferensi pers usai mengadakan rapat di kantornya, hari ini (19/6).

 

Menurutnya, pemerintah akan menghitung dulu berapa cost di hulu dan dari sisi distribusi. Dalam waktu satu minggu diharapkan bisa keluar hasilnya.

 

“Maksimum 1 minggu selesai. Hasil akhir kami harapkan baik bagi kepentingan nasional di hulu. Kalau di hulu dibiarkan begitu [harganya rendah] tidak fair, tidak menarik. Tapi di hilir berapa harga yang pantas? Naik, tapi pantas,” ujarnya.

 

Wacik berharap harga gas yang baru tetap bisa diterima oleh kalangan industri, misalnya seperti industri makanan agar masih bisa mendapat untung meski biaya gasnya naik. Pemerintah juga masih mempertimbangkan kapan idealnya harga gas dinaikkan.

 

“Naik bertahap juga kami pertimbangkan, termasuk menjelang Lebaran. Apa bisa diadopsi [naiknya] setelah Lebaran?,” ujar Wacik.

 

Menurut Wacik, harga gas yang baru akan dituangkan dalam bentuk Keputusan Menteri ESDM. Sebelumnya, PGN mengklaim pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada seluruh pemangku kepentingan sebelum menaikkan harga gas di wilayah Jawa bagian Barat.

 

Dirut PGN Hendi Prio Santoso mengatakan penetapan harga baru yang semestinya mulai berlaku Mei 2012, sebenarnya tidak dilakukan secara mendadak.

 

Seperti diketahui, PGN baru saja menaikkan harga gas di wilayah Jawa bagian Barat yang per 15 Mei dinaikkan dari US$6,7 per MMBTU menjadi US$10,2 per MMBTU. Menurut Hendi, harga baru itu pun masih bisa terjangkau oleh industri. Namun setelah ada rapat di ESDM ini, harga baru itu belum bisa diberlakukan.

 

Adapun pasokan dari hulu ke PGN yang mengalami penyesuaian harga untuk wilayah Jawa bagian Barat saat ini memiliki kontrak sekitar 600 BBTUD.

 

Sebelumnya, BP Migas berhasil menaikkan harga jual gas di hulu, yakni antara kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) sebagai penjual dan PGN sebagai pembeli. Harga beli dari Pertamina EP untuk pasokan sebanyak 250 BBTUD naik dari US$2,23 per MMBTU menjadi US$5,5 per MMBTU (untuk 2012) dan menjadi US$6 per MMBTU ekskalasi 4% per tahun sampai 2017.

 

Selanjutnya, harga beli dari ConocoPhillips (Grissik) untuk pasokan sebanyak 412 BBTUD naik dari US$1,85 per MMBTU menjadi US$5,61 per MMBTU (sampai 31 Maret 2013), kemudian naik jadi US$6 per MMBTU (sampai 31 Maret 2014) dan menjadi US$6,5 per MMBTU ekskalasi 3% per tahun (sampai 2023).

 

Menurut Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita Herawati Legowo, harga gas di hulu memang sudah perlu ada perubahan karena harganya tidak bisa dipertahankan terlalu rendah. (14/11/Bsi)

 

ARTIKEL MENARIK LAINNYA >>>

 

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...