cahyadi Pemilik Lapak 0 Posted Juni 16, 2012 JAKARTA, KOMPAS.com -- Memasuki penyelenggaraannya yang ke-15, Anugerah Musik Indonesia (AMI Awards) 2012 terus melakukan pembenahan. Ketua Umum Yayasan AMI, Tantowi Yahya, menjamin tak akan ada kecurangan dalam melakukan penentuan pemenangnya. "Menurut kami penilaian yang dipakai di Grammy dengan sistem akademi (National Academy of Recording Arts and Sciences) yang kemudian kami adopsi itu jauh dari kecurangan," jelas Tantowi dalam jumpa pers AMI Awards di Hard Rock Cafe, Jakarta Pusat, Jumat (15/6/2012). Untuk menghindari kecurangan, masing-masing kategori menominasikan lima sampai enam calon penerima Piala AMI Awards. Untuk selanjutnya anggota Swara yang tidak saling mengenal berhak menentukan pemenang setiap kategori dengan sumbangan satu suara yang dia miliki. "Jurinya yang ada hak suara 200 orang voting member itu, kami ambil untuk kami jadikan juri tanpa saling kenal," papar Tantowi. Setelah anggota Swara menggunakan hak pilihnya, kemudian data tersebut akan diserahkan ke lembaga independen untuk dilakukan penghitungan. "Data-data (berupa album rekaman) yang sudah dipilih, kami kasih ke voting member untuk didengarkan di rumah. Kemudian hasilnya dikasih ke akuntan publik, mereka yang mentabulasi. Jadi cara yang paling kredibel ya dengan cara ini," tekan Tantowi. Namun, Tantowi sadar jika langkah terbaik yang mereka lakukan sejauh ini tetap akan menghasilkan sebuah kontroversi. "Tapi di dunia ini segala sesuatu yang menyangkut penilaian hasilnya pasti kontroversi," ujar Tantowi. Menurut Tantowi, biasanya nada sumbang akan keluar dari mereka yang tersisih di kategorinya. "Kalau dia merepet ngomong ke semua media, maka itu yang jadi pekerjaan. Setiap tahun kami menerima komplain dari yang tidak menang itu. Show must go on, kalau enggak gitu enggak akan sampai 15 tahun," tandas Tantowi. Sumber Share this post Link to post Share on other sites