Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

LABA KONSOLIDASI: Tutup Rugi Anak Usaha, Laba Konsolidasi DPNS anjlok

Recommended Posts

JAKARTA – Produsen lem kayu PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk mencatat laba konsolidasian anjlok 26,4% untuk menutup rugi anak usaha yang bergerak di bidang pertambangan batu bara.

 

Direktur Utama Duta Pertiwi Nusantara Siang Hadi Widjaja mengatakan laba bersih konsolidasian tahun 2011 anjlok menjadi Rp3,9 miliar dibandingkan Rp14,75 miliar pada tahun sebelumnya.

 

“Tahun ini kami harus mencadangkan kerugian untuk biaya eksplorasi anak perusahaan PT Intitirta Primasakti yang mencapai Rp30 miliar,” ujarnya dalam paparan publik di Jakarta, Jumat 15/6/2012).

 

Duta Pertiwi saat ini memiliki 60% saham Intitirta dan sisanya dimiliki oleh investor lokal yaitu PT Ayrus Prima.

 

 

Intitirta, yang dibentuk melalui perjanjian karya pengusaha pertambangan batu bara (PKP2B), pada awalnya mendapat lahan kelolaan dari pemerintah seluas 106.000 hektar di tambang batu bara Sorolangun Jambi, Sumatra Selatan.

 

 

Namun, pemerintah merevisi peraturan tersebut dengan membatasi izin kelola menjadi maksimal 25.000 hektare. Tambang batu bara kelolaan Intitirta tersebut memiliki kandungan 4.000-5.500 kalori atau cukup baik untuk standar kualitas batu bara.

 

Oleh karena itu, lanjutnya, emiten berkode DPNS ini tengah mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

 

“Kami optimis akan memenangkan kasus ini karena diversifikasi usaha yang dilakukan merupakan suatu terobosan untuk memberi stimulus perekonomian khususnya dalam membuka lapangan kerja baru,” tuturnya

 

Siang menjelaskan Intitirta telah melakukan survei di area seluas 500 hektare di Jambi yang mana telah menemukan potensi cadangan batu bara sekitar 150 juta ton yang cukup untuk kebutuhan hingga 25 tahun mendatang.

 

Perseroan pada tahun ini masih harus menggantungkan pendapatan dari produk utamanya yaitu perekat kayu plywood. Sementara itu, produksi batu bara belum dapat dilakukan karena masih harus melewati studi dan pembangunan infrastruktur yang memadai.(msb)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...