Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Infrastruktur Pelabuhan Perlu Pembenahan Serius

Recommended Posts

8VDrmMacGm.jpgIlustrasi. (Foto: Okezone)

 

 

 

JAKARTA - Bank Dunia (World Bank) menaikkan peringkat logistic perfomance index (LPI) Indonesia pada 2012. Peringkat Indonesia naik dari posisi 75 pada 2010 menjadi posisi 59 pada 2012 dengan kenaikan indeks 2,76 menjadi 2,94.Meski demikian, banyak perbaikan yang harus dilakukan. Direktur SDM dan Umum PT Pelabuhan Indonesia II (Persero), Cipto Pramono, menjelaskan hal yang menjadi catatan serius dari LPI 2012 adalah masih belum adanya perbaikan di indikator bidang infrastruktur fisik.

 

"Disebutkan di awal, perbaikan signifikan yang diraih berada dalam area soft infrastructure. Sedangkan pada hard infrastructure, kualitas fisik infrastruktur pendukung logistik seperti pelabuhan, jalur kereta api, maupun jalan-jalan utama, masih dinilai Bank Dunia belum menunjukkan perbaikan berarti," ungkap dia dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat (15/6/2012).

 

Namun, karena mahal, maka membuat hard infrastructure membutuhkan waktu lama. Sebelumnya, World Bank telah merilis data LPI pada 2012. Dalam data tersebut Indonesia berhasil naik peringkat dari posisi 75 pada 2010 menjadi posisi 59 pada 2012 dengan kenaikan indeks 2,76 menjadi 2,94.

 

Sekadar informasi, Keberadaan sistem ini tentu sebagai bagian transformasi layanan Pelabuhan Indonesia II dalam mengelola pelabuhan-pelabuhannya agar semakin mengefisiensikan sistem logistik di Indonesia. Nantinya, pemilik barang akan dapat mengetahui di mana barangnya saat ini berada, proses administrasi apa yang harus dilengkapi, dan berapa yang harus dibayar. Semuanya dapat diakses secara mudah dan transparan.

 

Pelabuhan Tanjung Priok juga telah menerapkan layanan berthing window bagi kapal-kapal yang akan melakukan bongkar muat. Layanan berthing window berarti tiap kapal yang mau sandar di dermaga telah mendapatkan kepastian jam dan lama sandar. Sehingga di wilayah kerja Tanjung Priok, tidak ada lagi antrean kapal yang disebabkan oleh ketidakjelasan waktu sandar. Beberapa kapal yang terlihat menunggu di sekitar pelabuhan memang disebabkan menunggunya kapal tersebut untuk bisa sandar sesuai jam yang ditentukan, atau kapal tersebut terlambat datang dan harus menunggu slot kosong berikutnya.

 

Dalam dua tahun ke depan, sistem ini direncakan mampu diterapkan di semua pelabuhan yang dikelola oleh Pelabuhan Indonesia II termasuk pelabuhan-pelabuhan baru yang akan dibangun. Terkait efisiensi layanan bongkar-muat ini, Bank Dunia pun mencatat kenaikan efisiensi pengapalan internasional, dari 2,82 menjadi 2,97 dengan efektivitas waktu logistik dari 3,46 ke 3,61. Bank Dunia juga memberi catatan pada kenaikan tipis indikator pelayanan bea cukai di Indonesia. (mrt)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...