Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

INDUSTRI KEMASAN—kendala bahan baku & pelemahan rupiah picu kenaikan harga ju

Recommended Posts

JAKARTA: Kendala bahan baku dan pelemahan nilai tukar diprediksi memicu kenaikan harga  kemasan di Tanah Air hingga 15% pada tahun ini. 

 

Kendati demikian, industri kemasan nasional diprediksi masih akan tumbuh sekitar 10% pada tahun ini, dengan estimasi nilai omset mencapai Rp45 triliun. 

 

Henky Wibawa, Direktur Eksekutif Indonesia Packaging Federation (IPF), menuturkan pelaku industri kemasan di Tanah Air saat ini dihadapkan pada sejumlah tantangan, a.l. keterbatasan bahan baku dan depresiasi Rupiah. 

 

Faktor-faktor tersebut menyebabkan peningkatan ongkos produksi, yang kemudian berimbas pada kenaikan harga jual kemasan pada tahun ini. 

 

“Selain karena suplai terbatas, faktor depresiasi rupiah juga ikut mendongkrak harga. Dalam beberapa bulan terakhir harga naik sekitar 20%, puncaknya di Mei dan sekarang mulai turun.  Kami perkirakan sepanjang 2012 rata-rata kenaikan harga kemasan sekitar 10%-15%,” tuturnya kepada Bisnis hari ini, Senin (11/6). 

 

Menurut Henky, pelemahan kurs turut berimbas pada harga jual kemasan karena sebagian besar kebutuhan baku industri kemasan berasal dari impor. 

 

Misalnya, industri kemasan fleksibel sampai saat ini harus impor sekitar 50%-60% bahan baku, sedangkan industri kemasan kaleng mencapai 70% ketergantungannya terhadap bahan baku impor. 

 

“Untuk bahan baku kemasan kertas, relatif masih bisa dipasok dari dalam negeri,” katanya. 

 

Kendati harga naik, Henky mengatakan hal itu tidak menghambat pertumbuhan industri kemasan yang sepanjang kuartal II/2012 justru melonjakan signifikan dengan prediksi pertumbuhan sekitar 12%-13%  dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

 

Pertumbuhan industri kemasan tersebut sejalan dengan tingginya konsumsi masyarakat akan barang konsumsi sehari-hari (fast moving consumer goods), terutama kelas menengah di perkotaan, seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi yang masih positif. 

 

“Pada tahun lalu omset industri kemasan mencapai Rp40 triliun. Kalau tahun ini ditargetkan tumbuh 10% maka omsetnya diperkirakan mencapai Rp44 triliun-Rp45 triliun,” tuturnya. 

 

Berdasarkan jenisnya, jelas Henky, kemasan fleksible plastik yang paling tinggi pertumbuhan permintaanya selama ini. 

 

Kemudian diikuti oleh kemasan kertas dan kaleng, yang juga terus mengalami pertumbuhan permintaan, seiring dengan pertumbuhan industri lain pengguna kemasan. (sut)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...