Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

TONY TARJO—Melayani dengan Pendekatan Lokal

Recommended Posts

Bio data Tony Tarjo

 

Tempat/tgl lahir:  Jakarta 6 Juni 1969

 

Pendidikan:  Lulus 1994 Bachelor Science of Electrical Engineerign, The Ohio State University AS, 

 

Karier:

 

- Head of Consumer Lending Bank CIMB Niaga (2011-sekarang)

 

- Retail Bank Product Head Bank Permata (2010-2011)

 

- Consumer Lending Businees Head Barclays Bank, Indonesia (2009-2010)

 

- Berbagai posisi & jabatan di GE Consumer Finance, Indonesia (2000-2006)

 

- Design Engineer di Freeport McMoran, New Orleans AS (1994-1995)

 

Gemar mengutak atik komponen elektrik hingga menciptakan alarm di depan pintu kamar semasa SMA, membawanya kuliah di jurusan elektronik. Akan tetapi ketika bekerja, gairah sesungguhnya ternyata menjadi seorang bankir.

 

Tony Tardjo, Consumer Lending Head Consumer Banking PT Bank CIMB Niaga Tbk menjalani 2 tahun pertama masa kerjanya selulus kuliah dengan bekerja sesuai bidang ilmu, sebelum akhirnya hijrah ke dunia perbankan hingga kini.

 

Lulus kuliah, Tony sempat bekerja selama setahun di salah satu tambang lepas pantai milik Freeport di Amerika Serikat. Pengalamannya bekerja di tambang lepas pantai tadi, menjadikan dia satu-satunya orang Asia di perusahaan tambang asal AS itu. Saat itu, kehadiran pekerja asal Asia di Freeport masih langka. Hal inilah yang menjadi tantangan Tony.

 

“Awalnya  terasa sepi, tetapi setelah beberapa bulan interaksi terbangun pekerjaan menjadi terbiasa. Hingga kini ada beberapa teman dan mantan atasan di Freeport masih berhubungan. Suasana di lepas pantai terus terkenang,” ujarnya kepada Bisnis.

 

Setiap pekan bekerja di lepas pantai selama 5 hari, sebelum menikmati akhir pekan di darat selama 2 hari. Ketika malam, hiburan satu-satunya adalah memancing di tengah laut bersama rekan kerja.

 

Setahun bekerja di laut lepas, Tony dipindahkan ke Tembagapura, Irian Jaya. Pengalaman lain mengenai keindahan alam mengingatkannya betapa luar biasanya kekayaan alam Indonesia. Sayangnya, pekerjaan tersebut ternyata bukan hal yang diinginkannya dalam hidupnya.

 

Membantu pelanggan

 

Kembali ke Jakarta, Tony mulai mengikuti program management trainee di salah satu bank swasta. Dia bergelut di dunia consumer hingga kini.

 

“Saya suka ngobrol, ketemu orang. Pada dasarnya bankir membantu pelanggan untuk memenuhi kebutuhan mereka,” paparnya.

 

Tony lebih banyak menghabiskan waktunya di luar kantor. Dia harus mendengarkan keluhan konsumen. Misalnya, bagaimana mereka memperoleh rumah dengan penawaran terbaik, pengembang diuntungkan, hingga kendala yang dihadapi tenaga pemasaran langsung dari lapangan.

 

Baginya, manusia pada dasarnya ingin diperhatikan dan jika ada masalah segera diselesaikan atau dicarikan solusinya. CIMB Niaga memiliki strategi untuk me layani nasabah dengan pendekatan lokal.

 

Contohnya, memercayakan posisi kepala cabang kepada putra daerah atau mengirim orang dari pusat menetap di dekat kantor bank. Pentingnya dekat dengan nasabah karena di banyak daerah, mayoritas penduduk menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa komunikasi sehari-hari.

 

Pendekatan lainnya adalah membidik komunitas suatu daerah seperti di Bali, yang keterikatan masyarakat dengan komunitasnya sangat tinggi.

 

Sebagai salah satu dari lima besar bank yang melayani pembiayaan KPR, pihaknya menilai kompetisi antarbank semakin ketat dalam 5 tahun terakhir. Setiap bank harus memiliki segmen dan fokus mengembangkan layanan dan produk terbaik.

 

Nilai portofolio pembiayaan KPR CIMB Niaga mencapai Rp18,6 triliun dengan segmen pasar kelas menengah ke atas. Nilai pembiayaan yang ditawarkan rata-rata Rp400 juta-Rp500 juta per unit rumah.

 

Lahir dan besar di Jakarta hingga lulus kuliah, perjuangan berat dialami Tony ketika kuliah di Amerika Serikat. Selama 2 tahun pertama kiriman uang dari keluarga lancar. Namun setelah itu, tiba-tiba orang tua meminta berhenti kuliah dan kembali ke Indonesia karena masalah keuangan.

 

Tony pun berusaha sendiri menyelesaikan sisa studinya dengan bekerja untuk membiayai kuliahnya.  Akhirnya gelar sarjana pun berhasil diraihnya.

 

Masa prihatin dilaluinya, termasuk periode setahun penuh yang Tony hanya makan sekali sehari dengan menu mi instan. “Saya menangis ketika dapat ijazah. Kini saya bersyukur tantangan tadi membangun karakter dan membuat mental saya lebih tangguh,” tuturnya.

 

Senang membaca buku, Tony memiliki keinginan untuk membuka perpustakaan keliling yang ditempatkan di daerah terpencil atau wilayah dengan dominasi keluarga kurang mampu. Baginya, pen di dikan adalah kunci utama dan buku me rupakan gudang ilmu tiada habisnya. “Hingga sekarang pun saya masih me nyi sih kan 5% dari penghasilan tiap bulan untuk membeli dan membaca buku.”

 

Berbicara mengenai masa pensiun sebagai bankir, Tony mengaku ingin meng habiskan hari tuanya di Bali dan mengajar di universitas. Dia mengaku tidak ingin berhenti melakukan aktivitas, meski sudah pensiun.

 

Berambisi ikut triathlon

 

Di tengah kesibukannya bekerja sebagai bankir, setiap waktu luang Tony selalu menyempatkan diri untuk berlari jarak jauh. Tidak heran, berbagai perlombaan lari 10 km hampir selalu diikutinya. Mulai dari lomba lagi di Jakarta, Bali, hingga perlombaan di luar negeri seperti Singapura.

 

“Setiap bepergian di tas harus selalu membawa sepatu lari. Jadi ada kenangan pernah lari mengelilingi kota yang sedang saya kunjungi. Paling berkesan ketika ke Alaska dan lari di sana,” ujarnya.

 

Berusaha menikmati dan mensyukuri setiap hari dalam hidup dengan melakukan hal baru, pria kelahiran dan besar di Jakarta ini menetapkan ambisi untuk mengikuti ajang triathlon mulai tahun depan.

 

Triathlon merupakan perlombaan kombinasi dari lari jarak jauh, bersepeda, dan berenang. Lomba ini biasanya memiliki dua kategori, beregu atau perseorangan. Sebagai pribadi, Tony merambisi menyelesaikan triathlon sendiri.

 

Dia mengaku sudah menguasai lari dan sepeda, tinggal bagaimana cara berenang di laut. Tidak tanggung-tanggung, Tony pun belajar berenang lagi untuk mempersiapkan diri mengikuti triathlon.

 

Menghabiskan waktu 2-3 jam berlari jarak jauh setiap akhir pekan, dia mengaku banyak balajar konsep kehidupan dan bekerja dari berlari. Marathon mengajarkan seseorang untuk terus berusaha.

 

Seperti kehidupan dan bekerja, di tengah-tengah, setelah lari 1 jam semangat akan mengendur. Diperlukan keteguhan hati untuk terus lanjut berlari hingga akhir (finis). Di dunia kerja tentu saja ada masalah, rasa jenuh, dan berbagai hal sebagai rintangan di tengah jalan.

 

“Bagaimana terus mempertahankan semangat, jika saya loyo? Lalu staf akan meniru seperti apa,” ujar ayah dua anak ini.(fita.indah@bisnis.co.id) (sut)

 

*) Artikel ini pernah dimuat di Bisnis Indonisia Weekend edisi 3 Juni 2012

 

 

 

ARTIKEL LAINNYA:

 

SITE MAP:

 

 

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...