Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

INVESTASI CHINA diharapkan seimbangkan defisit perdagangan

Recommended Posts

JAKARTA: Kementerian Perdagangan menggaet investor sektor tekstil dan produk tekstil asal China guna menyeimbangkan neraca perdagangan Indonesia yang defisit US$1,5 miliar per kuartal I/2012.

 

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementeria Perdagangan Gusmardi Bustami mengatakan kedua negara terus berupaya meningkatkan perdagangan melalui berbagai penjajakan.

 

"Presiden SBY sudah mengunjungi China dan menargetkan total perdagangan kedua negara bisa mencapai US$80 miliar pada 2015," katanya seusai pertemuan dengan China Chamber of Commerence Ffor Import & Export, Kamis 7 Juni.

 

Kunjungan CCCT tersebut merupakan tindak lanjut dari Memorandum of Understanding on Trade Cooperation in Textile and Chloting yang ditandatangani oleh Asosiasi Pertekstilan Indonesia dan CCCT pada 29 April 2011.

 

Gusmardi mengatakan realisasi nilai ekspor Indonesia ke China pada kuartal I/2012 tercatat sebesar US$5,1 miliar dan impor senilai US$6,6 miliar. Realisasi perdagangan tersebut membuat neraca Indonesia defisit US$1,5 miliar.

 

China, katanya, merupakan mitra tepat bagi Indonesia yang berupaya mengembangkan perdagangan kedua negara, terutama sektor TPT.

 

Rencananya, Kemendag, API, BKPM, dan Kemenperin akan membuat tim kecil untuk menindak lanjuti rencana investasi sektor TPT dari China tersebut.

 

Ade Sudrajat Usman, Ketua API, mengatakan kerja sama perdagangan ini akan menguntungkan Indonesia dalam jangka panjang.

 

"Tidak mungkin neraca perdagangan Indonesia dengan China seimbang dalam waktu dekat. Tapi, kami perkirakan dalam 10 tahun mendatang ekspor Indonesia ke China akan lebih besar dibandingkan China ke Indonesia," katanya.

 

Ade mengatakan neraca perdagangan TPT Indonesia dengan China terus mengalami defisit. Pada 2009, atau sebelum diberlakulannya perdagangan bebas antardua negara, realisasi impor China untuk TPT mencapai US$1,03 miliar. Sedangkan ekspornya tercatat hanya US$180 juta.

 

Setelah ACFTA berlaku, lanjutnya, ketimpangan neraca perdagangan Indonesia masih terjadi. Pada 2011 tercatat realisasi nilai ekspor produk TPT ke China sebesar US$388,4 juta dan impor mencapai US$2,28 miliar.

 

"Kunjungan CCCT diharapkan menjadi jembatan untuk kerja sama perdagangan melalui investasi. Setelah investasi masuk, produk yang dihasilkan untuk kebutuhan ekspor," ujarnya.

 

Ade mengatakan China sebenarnya telah memberikan sejumlah fasilitas kepada API untuk meningkatkan ekspor, seperti mengikutsertakan dalam pameran berskala internasional.

 

Namun, dia mengakui pengusaha Indonesia selama ini belum memanfaatkan fasilitas pameran tersebut secara optimal.

 

Vice Chairman CCCT Jiang Hui mengatakan sejumlah investor masih menjajaki untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

 

"Diharapkan hubungan dagang kedua negara akan semakin erat," paparnya.

 

Dia mengatakan ada sejumlah keuntungan berinvestasi di Tanah Air, antara lain karena kondisi ekonomi Indonesia yang relatif kuat.(faa)

 

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...