Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

JAWA TENGAH akan bangun tiga SPBU khusus

Recommended Posts

SEMARANG: Pemprov Jateng, Pertamina dan Hiswana Migas akan mengoperasikan tiga stasiun pengisian bahan bakar khusus (SPBBK) menjual BBM non subsidi di kawasan elite, sebagai upaya mengurangi konsumsi BBM bersubsidi.

 

Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Jateng Teguh Dwi Paryono mengatakan stasiun pengisian bahan bakar khusus menjual BBM nonsubsidi akan dioperasikan sebagai percontohan sealigus dalam rangka melaksanakan program penghematan energi dengan pelarangan mobil dinas menggunakan premium.

 

“Tiga SPBBK itu secepatnya segera dibangun di kawasan elite, guna membangun kesadaran kalangan atas untuk mengurangi konsumsi BBM bersubsidi, dan beralih menggunakan BBM non subsidi,” ujarnya kepada Bisnis kemarin.

 

Menurutnya, sejumlah lokasi yang akan dipilih kemungkinan besar berada di wilayah kota besar, yang tingkat ekonominya sudah cukup tinggi, seperti di Kota Semarang. Namun, lokasi pastinya belum ditentukan, saat ini sedang dalam tahap pembahasan dengan sejumlah phak terkait.

 

Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Jateng Pramudyas Hidayat Setyawan mengatakan dari tiga titik yang direncanakan untuk pendiran SPBBK itu,  saat ini pilihan lokasinya masih dibicarakan.

 

“Yang jelas nanti salah satunya adalah SPBU milik pertamina sendiri, sebagai percontohan,” tuturnya.

 

Beberapa lokasi yang tepat untuk didirikan stasiun pengisian bahan bakar khusus tersebut berada di Kota Besar, seperti Semarang dan Solo, segera menyusul daerah lain yang konsumsi pertamaxnya cukup  tinggi, dan biasanya berada dikawasan elite.

 

“Dengan tidak menghadirkan lagi bbm bersubsidi di SPBU khusus tersebut, diharapkan semakin mendorong masyarakat kalangan atas semakin menggunakan pertamax,”ujarnya.

 

Menurutnya, para pengusaha SPBU hingga saat ini belum berani membuka SPBU khusus, karena mereka menilai tingkat konsumsi pertamax oleh masyarakat masih rendah, dan perbandingannya sangat jauh dengan premium.

 

Dia mengatakan meskipun Pertamina menjanjikan margin yang lebih besar terhadap penjualan pertamax itu, namun karena masyarakat masih banyak yang menggunakan premium, mendorong sebagaian besar  pengusaha SPBU masih enggan melakukan skpansi dan mereka lebih menunggu tingkat keberhasilannya kehadiran SPBU khsusus lebih dulu.

 

"Bisa saja sebagai alternatif pilihan konsumen maupun pengusaha, produk yang dulu sempat diwacanakan akan menghadirkan premix, yakni produk antara pertamax dan premium bisa lagi diwujudkan," tuturnya.

 

Sementara Asisten Manager External Relation Pertamina Region IV Jateng & DIY, Heppy Wulansary mengaku saat ini konsumsi pertamax diwilayah pemasarannya masih relatif sedikit, meskipun ketahannya mencukupi hingga 170 hari ke depan.

 

“Saat ini konsumsi harian pertamax di Jateng dan DIY masih sangat minim, hanya sekitar 80 kiloliter per hari, sedangkan untuk konsumsi premium sampai 240.000 kiloliter per hari, inilah yang mungkin menyebabkan masih banyaknya pengusaha SPBU yang belum berani membangun SPBBK,” tuturnya.

 

Menurutnya, besar kecilnya konsumsi pertamax itu, juga tergantung naik turunnya harga, seiring pergerakan harga minyak di pasar dunia.

 

“Tahun lalu konsumsi pertamax cukup bagus dari pada saat ini, konsumsi BBM jenis itu per hari mencapai 102 kl, dikarena harganya masih bertahan rata rata Rp8.600 per liter, sedangkan tahun ini ini harga pertamax sempat di atas Rp10.000, per liter, sehingga konsumsinya dari masyarakat turut terpengaruh,” ujarnya.

 

Namun, lanjutnya, dengan diberlakukan kebijakan terkait pembatasan penggunaan BBM bersubsidi bagi mobil dinas, diharapkan mampu meningkatkan penggunaan pertamax. (faa)

 

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...