Bukan Rp10 Ribu, Gus Ipul Usul Purbaya Tambah Bantuan Korban Bencana

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Pemerintah menjamin peningkatan impor bahan baku/penolong pada kuartal I/2012 mampu mendorong pertumbuhan ekspor pada waktu mendatang.

 

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan manfaat itu akan dirasakan dalam jangka 12-18 bulan mendatang.

 

“Itu kajian sementara. Kami sedang cari time lag-nya berapa. Jadi, dalam waktu berapa lama impor ini akan dorong ekspor,” ujarnya di Jakarta, Kamis (7/6).

 

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor bahan baku/penolong pada periode Januari-April 2012 mencapai US$45,49 miliar atau naik 13,21% dibanding periode sama tahun sebelumnya. Angka itu pun menguasai 72,93% dari total impor caturwulan pertama 2012.

 

BPS dan ekonom sempat mengingatkan impor bahan baku/penolong yang terlalu tinggi perlu dievaluasi, karena di samping berpotensi mengusik neraca perdagangan, juga membuat nilai tambah yang diterima produsen dalam negeri tidak optimal.

 

Bayu juga menyampaikan defisit neraca perdagangan pada April sebesar US$641,1 juta tidak perlu dirisaukan karena hanya bersifat sementara.

 

Perkiraan Bayu bersandar pada pengalaman Indonesia yang pernah defisit April 2008 sebesar US$727,9 juta, Juli 2008 sebesar US$342 juta dan Juli 2010 sebesar US$139 juta.

 

“Tidak usah terlalu khawatir dengan neraca negatif dalam satu bulan. Kita pernah mengalami defisit dan mampu pulih kembali,” katanya.

 

Meskipun demikian, Indonesia perlu waspada karena dampak kelesuan ekonomi global telah dirasakan Indonesia, ditandai dengan pertumbuhan ekspor yang menurun.

 

Pemerintah, lanjutnya, menerapkan setidaknya empat kebijakan untuk menjaga pertumbuhan ekspor agar tetap positif, yakni promosi dengan pendekatan komoditas dan negara, perundingan dagang multilateral, mendorong ekspor barang bernilai tambah dan fokus pada pasar nonkonvensional.

(faa)

 

 

 

Sumber