Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

KONGESTI PRIOK: Hutchison & Pelindo II didesak optimalkan kapasitas

Recommended Posts

JAKARTA: Pelaku bisnis mendesak PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II dan Hutchison Port Indonesia (HPI) mengoptimalkan dan menambah kapasitas tampung di kedua terminal peti kemas tersebut melalui penambahan investasi fasilitas dan peralatan bongkar muat.

 

Pelindo dan Hutchison adalah pengelola terminal petikemas Jakarta International Container Terminal (JICT) dan TPK Koja di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

 

Ketua Umum Dewan Pemakai Jasa Angkutan Laut Indonesia (Depalindo) Toto Dirgantoro mengatakan, kendati pemerintah sedang mempersiapkan Terminal Kalibaru dan Cilamaya, Karawang guna mengatasi stagnasi Pelabuhan Tanjung Priok,  pengembangan Priok hingga 2016 tetap harus di perhatikan.

 

“Untuk jangka pendek (hingga 2016) kapasitas tampung JICT dan TPK Koja masih bisa di tingkatkan dengan memperluas areal penumpukan maupun perpanjangan dermaga (terutama di TPK Koja),” ujarnya kepada Bisnis, Kamis 7 Juni 2012.

 

Dia mengatakan optimalisasi fasilitas JICT dan TPK Koja itu, untuk menjamin kelangsungan pelayanan bongkar muat peti kemas ekspor impor (ocean going) sebelum di realisasikannya Terminal Kalibaru maupun Cilamaya.

 

“Kapasitas TPK Koja masih bisa di tingkatkan hingga lebih dari 1 juta TEUs dengan melakukan  berbagai terobosan termasuk perluasan dermaga dan areal penumpukan. Reklamasi ke depan TPK Koja juga masih bisa dilakukan,” tuturnya.

 

Toto mengatakan, investasi penggantian peralatan bongkar muat yang sudah tua di TPK Koja perlu dilakukan segera sebagaimana yang telah dilaksanakan di JICT untuk menggenjot kecepatan bongkar muat di terminal.

 

Depalindo, kata dia, juga prihatin dengan perdebatan dan polemik proyek terminal Kalibaru versus Cilamaya.

 

“Kalau diperdebatkan terus kita tidak akan mulai-mulai membangun, sementara yang sudah ada (TPK Koja & JICT) jangan sampai tidak di perhatikan pengembangannya,” paparnya.

 

Toto memprediksikan pasca 2016, arus bongkar muat (throughput) peti kemas ekspor impor melalui Pelabuhan Tanjung Priok bakal mengalami lonjakan 30% dari yang saat ini.

 

Jika pada 2011 throughput peti kemas Priok  (termasuk di JICT, TPK Koja dan Terminal Multifungsi) telah mencapai 5,6 juta TEUs (twentyfoot equivalent units), kata dia, namun pada 2016 diprediksi bisa mendekati 7 juta TEUs.

 

”Indikatornya karena memasuki 2015 kita akan memasuki integrasi logistik di tingkat global dan pada awal 2013 sudah di mulai untuk tingkat Asean,” ujar Toto.

 

Data Pelindo II yang di peroleh Bisnis, arus bongkar muat peti kemas ekspor impor melalui JICT pada 2011 sebanyak 2.265.202 TEUs atau setara 1.531.069 bok, sedangkan melalui TPK Koja mencapai 839.245 TEUs (550.461 bok).

 

Selama Januari s/d Mei 2012, arus peti kemas melalui JICT sudah mencapai 892.080 TEUs (596 bok), adapun di TPK Koja 323.288 TEUs (213.917 bok).(K1/Bsi)

 

BERITA LAINNYA:

 

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...