Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

DIKLAT PELAUT hanya cetak 10% kebutuhan Perwira kapal

Recommended Posts

JAKARTA: Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) menyatakan SDM Perwira Kapal untuk pelayaran di dalam negeri masih sangat terbatas.

 

Dari kebutuhan Perwira di dalam negeri saja saat ini sekitar 16.000 orang/tahun, tetapi lembaga pendidikan (Diklat)  pelaut didalam negeri yang ada hanya mampu mencetak 1.500 perwira per tahun, atau hanya 10%.

 

Presiden DPP KPI Hanafi Rustandi mengatakan, kehadiran Inpres No.5/2005 tentang Pemberdayaan Indusri Pelayaran Nasional ternyata juga  tidak mampu mengatasi kekurangan perwira kapal di dalam negeri.

 

"Dikhawatirkan nantinya terjadi situasi dimana kapal-kapal nasional diawaki oleh pelaut asing,

misalnya dari Burma, Vietnam dan China," ujarnya Rabu (6/6).

 

Hanafi juga menyoroti besarnya anggaran negara yang dialokasikan untuk memberdayakan industri pelayaran tidak mencapai sararan. Dia mengakui Inpres 5/2005 memang mampu menambah jumlah armada kapal nasional. Namun penambahan yang dinilai signifikan ini tidak diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan perwira kapal yang memadai.

 

Menurut Hanafi, pengusaha pelayaran nasional maupun global belakangan ini terus mengeluhkan berteriak kekurangan perwira untuk mengoperasikan kapal-kapal yang baru dibeli."Perlu dicetak lebih banyak lagi SDM tersebut (Perwira) dari lembaga pendidikan yang ada saat ini,"tuturnya.

 

Hanafi mengatakan, dari 32 lembaga pendidikan pelaut yang ada di Indonesia sekarang, ujarnya, hanya 7 lembaga yang mampu memenuhi standar minimum QSS (Quality Standard System) yang ditetapkan IMO (International Maritime Organization).

 

Semuanya itu, sambungnya, lembaga pendidikan milik pemerintah, seperti Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) dan BP3IP di Jakarta, serta BP2IP (Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran) di Mauk (Tangerang), Surabaya, Semarang, Makasar, dan Sorong.

 

Sisanya yang justru jumlahnya besar (70%) tidak bisa mencetak perwira karena tidak mampu memenuhi standar QSS.

 

Hanafi juga mengingatkan survey BIMCO/ISF (The International Shipping Federation) menempatkan permintaan untuk perwira sekitar 637.000 dan bawahan sekitar 747.000.  

 

Perbandingannya dengan estimasi data suplai tenaga kerja pelaut dunia yang pada 2012 adalah berkisar 624.000 untuk perwira dan 747.000  untuk bawahan, didasarkan atas jumlah pelaut yang telah memiliki sertifikat-sertifikat sesuai STCW (Standard Training Certificate of Watchkeeping).(faa)

 

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...