Bukan Rp10 Ribu, Gus Ipul Usul Purbaya Tambah Bantuan Korban Bencana

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Frekuensi 1800 Mhz tersedia di Indonesia untuk membangun jaringan Long Term Evolution atau 4G.

 

Strategic Marketing Manager Ericsson Southeast Asia and Oceania, Warren Chaisatien mengatakan Ekosistem 1800 Mhz telah tumbuh dan cepat di berbagai negara dan saat ini menjadi standar global.

 

"Hal ini membuktikan bahwa penggunaan spektrum yang flexibel dan netral sangat penting untuk pengembangan dan kesuksesan mobile broadband," ujarnya dalam media briefing Ericsson,Rabu (6/6).

 

Untuk menciptakan ekosistem ini, lanjutnya, diperlukan refarming di pita frekuensi 1800 Mhz. Refarming ini adalah perubahan fungsi dari 3G ke Long Term Evolution (LTE) pada kanal yang sama.

 

"Hal ini merupaka salah satu solusi untuk mensiasati frekuensi di Indonesia yang sangat rapat," katanya.

 

alternatif spektur saat ini sangat banyak diantaranya 700 Mhz, 850 Mhz, 1800 Mhz, 2100 Mhz dan 2600 Mhz.

 

Menurutnya frekuensi 1800 Mhz merupakan pita frekuensi yang paling tepat karena device yang di produksi dan yang ada di pasaran saat ini sudah mendukung LTE.

 

"Kita juga harus menyesuaikan dengan device yang ada sehingga jaringan yang dimiliki mampu mendukung perangkat yang populer," tuturnya.

 

Warren menyebutkan LTE ini akan memberikan keuntungan baik bagi operator dan konsumen. "Operator mampu menekan pengeluaran karena service area yang terjangkau akan lebih luas dan kecepatan akses internet pengguna membaik.

 

Vice President Marketing and Communication Hardyana Syintawati mengatakan banyak alternatif untuk mewujudkan LTE sesegera mungkin salah satunya dengan refarming.

 

"Refarming merupakan solusi yang baik untuk merealisasikan LTE di Indonesia," katanya.

 

Syinta menjelaskan bahwa LTE akan semakin nyata karena sehubungan dengan adanya migasi dari TV analog ke TV digital akan memberikan tempat bagi LTE.

 

"TV analog itu berada di frekuensi 700 Mhz, jadi ketika TV digital jadi akan ada ruang untuk LTE," tuturnya.

 

Dia juga menyebutkan dibutuhkan regulasi mengenai frekuensi yang akan mendukung untuk teknologi netral.

 

"Sekarang ini regulasi mengenai frekuensi itu dikategorikan, harusnya tidak karena ini kan industri netral," katanya. (faa)

 

 

 

Sumber