Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

INDUSTRI CHINA: Nonmanufaktur tumbuh melambat karena permintaan ekspor rendah

Recommended Posts

BEIJING: Industri nonmanufaktur China tumbuh lebih lambat dalam 2 bulan terakhir karena permintaan ekspor yang tidak terlalu menguat serta kontrak baru konstruksi dan real estat yang berkurang.

 

Biro Statistik Nasional dan Federasi Logistik China mengungkapkan Indeks belanja manager (purchasing managers index/PMI) turun menjadi 55,2 pada bulan Mei lalu dari 56,1 pada bulan sebelumnya.

 

Laporan yang dirilis hari ini itu membuktikan perlambatan pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia itu telah melambat, apalagi sebelumnya pemerintah juga melaporkan kegiatan manufaktur juga melemah sejak Desember 2011.

 

Harga minyak mentah Brent juga turun hingga di bawah US$100 per barrel pada 1 Juni, terendah dalam hampir 8 bulan terakhir menyusul kekhawatiran akan ekspansi industri China yang stagnan dan penggangguran yang meningkat di Amerika Serikat (AS).

 

“Meskipun turun sedikit pada Mei, indeks masih relatif berada di level tinggi yakni 55,2 yang sesuai dengan tren pertumbuhan yang mantap pada pada industri non-manufaktur,” jelas Cai Jin, Wakil Ketua Federasi Logistik China.

 

PMI manufaktur yang disusun kedua lembaga tersebut juga turun 50,4 pada bulan Mei dari sebelumnya 53,3. Level di atas 50 menandakan adanya ekspansi, sedangkan di bawah 50 menandakan perlambatan kegiatan.

 

PMI bulan lalu merupakan yang terendah dalam 5 bulan terakhir dan lebih rendah dari estimasi 27 ekonom yang disurvei Bloomberg yakni 52. “Permintaan pasar masih mantap dan mencerminkan perubahan struktural dalam ekonomi negara kami,” ujar Cai Jin.

 

Adapun indeks lain yang diterbitkan HSBC Holdings Plc dan Markit Economics juga menunjukkan penurunan kegiatan non-manufaktur dalam 7 bulan terakhir, penurunan terpanjang sejak krisis keuangan global.

 

Adapun PMI non-manufaktur dari Federasi Logistik China didasarkan pada survei atas 1.200 perusahaan yang meliputi 27 industri jasa seperti konstruksi, telekomunikasi, dan penyewaan. Industri non-manufaktur mengisi 40% perekonomian Negeri Tirai Bambu.

 

Sementara itu, harga perumahan disana juga terus menurun dalam 16 bulan terakhir hingga Mei karena janji pemerintah untuk tetap membatasi industri propertinya telah menurunkan permintaan pasar.

 

Berdasarkan data SouFun Holdings Ltd, operator situs real estat terbesar di China, rata-rata harga rumah disana turun 0,3% dari April sebesar 8.684 yuan per meter persegi. Data ini berdasarkan hasil survei atas 100 kota di negara itu.

 

Harga rumah pada bulan lalu tersebut merupakan yang terendah sejak Januari 2011 dan telah menurun selama 9 bulan yang berarti penurunan terlama sejak SouFun memulai surveinya pada Juli 2010.

 

Pada bulan lalu, Kementerian Perumahan China menegaskan akan tetap melanjutkan pembatasan pada pasar perumahan. Sebelumnya, kabinet China menyatakan akan tetap mengendalikan properti mereka yang telah berlangsung dalam 2 tahun terakhir ini. (Bloomberg/Ahmad Puja Rahman Altiar /ea)

 

BACA JUGA:

 

* PREDIKSI INDEKS: Ini dia faktor-faktor yang perlu dicermati

 

* REKOMENDASI SAHAM: Ada apa dengan saham tambang?

 

* PIALA EROPA: Kenapa Portugal keok melawan Turki?

 

* INDONESIAN IDOL 2012: IniLAH alasan kenapa Sean layak diselamatkan

 

* RIBUT WAIDI: Legenda PSIS Semarang & pahlawan Sea Games 1987 itu berpulang

 

* KINERJA INDUSTRI ELEKTRONIK: Setelah Maret naik, penjualan April turun lagi

 

* APARTEMEN SUDIRMAN SUITES: Mau tau berapa harga kamar termurahnya?

 

* MONOPOLI GULA: Nah lo Wilmar kena denda Rp25 miliar!

 

* SIHIR MESSI: Sihir Lionel Messi yang absen di Piala Dunia bersama Argentina telah kembali

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...