VENDOR PEMBUATAN BACKDROP ACARA BERKUALITAS DI MALANG KOTA

[Parno Pemilik Lapak 0]

Sepak bola itu adalah olah raga tim. Namun sulit untuk membantah bila tak jarang prestasi suatu tim sepak bola ditentukan oleh individu yang cemerlang dan menjadi bintang.

 

Fakta itu pula yang membuat mayoritas pelatih sepak bola tak melupakan rumus tradisional tersebut, terutama kala menghadapi turnamen reguler seperti Euro 2012 di Polandia-Ukraina yang dimulai pekan depan.

 

Pelatih Spanyol, sang juara bertahan, Vicente Del Bosque mungkin cukup pening mencari daftar nama 23 pemain dalam skuatnya. Orang bilang kalo pemain bintang sedikit bikin pusing, tetapi jika kebanyakan juga jadi bingung.

 

Maklum saja, Spanyol memiliki begitu banyak pemain bintang mulai dari Real Madrid, Barcelona, Athletico Bilbao, Manchester City, hingga Chelsea.

 

Sempat jadi kontroversi kala Del Bosque memasukkan nama David Villa di daftar skuat sementara. Villa memang striker penting karena di babak penyisihan Grup C, "La Furia Roja" harus bersaing dengan Krosia, Irlandia, dan Italia.

 

Masalahnya Villa nyaris tak bermain bola nyaris semusim karena patah kaki dan baru pulih sebulan terakhir. Kritikan juga terjadi karena Del Bosque meninggalkan Roberto Soldado, striker klub Valencia.

 

Dengan 17 gol yang dikoleksi musim ini, Soldado menjadi salah satu momok bagi para pemain bertahan lawan di Liga Spanyol. Banyak orang menganggap Soldado tetap layak dipanggil Vicente Del Bosque meski ada pemain seperti Jesus Navas (Sevilla), Fernando Torres (Chelsea) dan Fernando Llorente (Bilbao).

 

Namun Torres punya pengalaman kala membobol gawang Jens Lehmann di babak final Euro 2008. Apalagi Fernando dan Juan Matta sukses membawa Chelsea menaklukkan Eropa sebagai juara liga Champions 2012 dengan mengalahkan Bayern Munich yang dipenuhi pemain timnas Jerman.

 

Bisa jadi Del Bosque berharap kontroversi kritikan itu menjadi berkah untuk modal meraih tiga trofi internasional berturut-turut setelah sukses menjuarai Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2010.

 

Lagipula sejarah para pemenang sulit dilepaskan dari kontroversi. Luiz Felipe Scolari pada 2002 tetap membawa Ronaldo ke Jepang & Korsel 2012 meskipun striker plontos itu punya pengalaman buruk kala tampil 'aneh' saat final 1998 dan takluk 0-3 dari Prancis.

 

Dampaknya jelas positif, Brasil mulus ke final dan mengalahkan Jerman dengan gol indah kala Ronaldo dengan potongan rambut kuncungnya menggocek bola melewati kiper Oliver Kahn.

 

Scolari mungkin belajar pula dari kontroversi Aime Jacquet, koleganya yang melatih Prancis, yang menuai kritikan karena meninggalkan Eric the King Cantona dan David Ginola, hanya untuk memberikan tempat bagi Zinedine Zidane dan Youri Djorkaeff.

 

Jacquet bergeming dan hasilnya Prancis meraih gelar juara dunia perdana pada 1998. Les Bleus mulai melupakan pamor Michel Platini, bos UEFA saat ini, dan Jacquet membungkam media massa dengan pengunduran diri seusai meraih medali Légion d'Honneur.

 

Kali ini semoga ‘kontroversi’ membuat Euro 2012 di  Polandia dan Ukraina bisa lebih menarik dan humanis, tak sekedar berkutat dengan isu rasisme apalagi kerusuhan suporter. (fahmi.achmad@bisnis.co.id)

 

 

 

 

Sumber