Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

PEMBATASAN UANG MUKA: Penjualan motor bakal turun 25%

Recommended Posts

JAKARTA: Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia atau AISI menyatakan rencana pembatasan penggunaan sepeda motor karena akan berdampak pada penurunan penjualan sebesar 25% yang akan memengaruhi perekonomian nasional.

 

Ketua Umum AISI Gunadi Sindhuwinata mengatakan kebijakan pemerintah untuk menaikkan nilai uang muka pembelian sepeda motor menjadi minimal 20% dari 0% mulai 15 Juni 2012 akan mengurangi pangsa pasar sebesar 25%.

 

“Kami merevisi penjualan 2012 dari prediksi semula, yakni akan tergerus 25% menjadi 6,3 juta unit dari 8,4 juta,” ucap Gunadi dalam diskusi bertemakan Upaya Melindungi Pesepedamotor dari Ancaman Maut di Jalan Raya yang digelar Forum Wartawan Perhubungan di Jakarta, akhir pekan.

 

Gunadi menjelaskan dari 8,21 juta unit sepeda motor yang terjual sepanjang tahun lalu, 70% diantaranya menggunakan sistem kredit atau 5,75 juta. Sisanya menggunakan sistem bayar tunai.

 

Dari 70% atau 5,75 juta unit tersebut, sekitar hanya mampu membayar uang muka maksimal 10% sebanyak 50% atau 2,87 juta.

 

Masyarakat yang mampu membayar uang muka 10%-20% hanya mencapai 30% atau 1,72 juta, sedangkan yang mampu membayar dengan uang muka di atas 20% hanya 20% saja atau 1,15 juta.

 

 “Dari data ini dapat dilihat bahwa masyarakat yang membeli sepeda motor kebanyakan dari kalangan menengah bawah, dan mayoritas merupakan tukang ojek yang menggunakan sepeda motornya untuk mencari nafkah,” tutur Gunadi.

 

Gunadi menambahkan kebijakan pembatasan uang muka pembelian sepeda motor ini akan berdampak langsung pada perekonomian negara.

 

Dia mencontohkan bahwa pendapatan dari otomotif khususnya sepeda motor di Provinsi Banten mencapai 80% dari Pendapatan Asli Daerah (PAD).

 

“Jika kepemilikan sepeda motor dibatasi, bisa dilihat seperti apa dampaknya secara menyeluruh,” tuturnya.

 

Pembangunan infrastruktur

 

Menurut Gunadi, akan lebih baik pemerintah meningkatkan pembangunan infrastruktur jalan karena berdasarkan ketentuan harusnya total dana APBN 2% untuk pembangunan infrastruktur, padahal untuk mengejar pertumbuhan ekonomi harusnya porsinya sebesar 6,5%.

 

“Tetapi kenyataannya, porsi dana APBN untuk pembangunan infrastruktur hanya kurang dari 1% atau hanya 0,01%,” tuturnya.

 

Gunadi menjelaskan AISI beranggotakan enam produsen sepeda motor yakni Honda, Kanzen, Kawasaki, Suzuki, TVS, dan Yamaha. Keenamnya menggunakan kandungan loKal 90%, sisanya masih impor khususnya untuk rangka dasar sepeda motor.

 

“Kami tidak mengekspor sepeda motor ke luar negeri dalam jumlah besar karena kebutuhan domestik masih tinggi, selain itu negara maju tidak membutuhkan sepeda motor buatan Indonesia karena negara maju ukuran CC motornya lebih besar,” tutur Gunadi. (Bsi)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...