Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

SUBSIDI LISTRIK: Kelayakan pelanggan 1.300 VA dikaji

Recommended Posts

JAKARTA: Pemerintah disarankan mengkaji pelanggan rumah tangga golongan 1300 VA, apakah masih berhak menerima subsidi listrik atau tidak.

 

Satya Yudha, anggota Komisi VII DPR-RI dari Partai Golkar mengatakan segmentasi masyarakat yang terbesar adalah pelanggan rumah tangga mulai dari 1300 VA ke bawah, yang selama ini tarif listriknya belum pernah naik. Sementara, untuk golongan 1300 VA ke atas sudah pernah dinaikkan pada 2010.

 

“Untuk itu perlu dikaji apakah golongan 1300 VA termasuk golongan mampu, sehingga bisa dikurangi subsidinya. Dengan demikian, kenaikan TDL tahun depan kalau mau dikaji pada golongan 1300 VA ke bawah,” ujar Satya, Minggu 3 Juni 2012.

 

Sebelumnya, Direktur Utama PLN Nur Pamudji mengatakan pertumbuhan konsumsi listrik tahun ini dalam APBN-P diproyeksikan sebesar 7%. Sementara, realisasi Januari—April saja pertumbuhan konsumsi listrik sudah tumbuh 10,9%.

 

“Pelanggan terbesar PLN itu golongan rumah tangga, itu tumbuhnya 12,1%. Untuk yang golongan 1300 VA tumbuhnya paling tinggi, yaitu 30,2%. Ini menunjukkan ada kemampuan bayar yang hebat, karena mereka mampu membawa kulkas, AC, dan lain-lain ke rumah dan mereka masih disubsidi,” jelas Nur.

 

Menurut Nur, listrik sama halnya seperti BBM, bisa dikategorikan yang subsidi dan yang nonsubsidi. Dengan data yang dihimpun PLN selama Januari—April ini diharapkan bisa membantu pemerintah agar bisa mengalokasikan subsidi listrik lebih tepat sasaran.

 

“Ini usulan kami, data ini bisa membantu agar pemerintah lebih tajam alokasikan subsidi,” ujarnya.

 

Pemerintah diketahui telah menyiapkan exercise subsidi listrik untuk tahun depan, menggunakan dua skenario. Berdasarkan data Ditjen Ketenagalistrikan, skenario pertama adalah jika pertumbuhan listrik sebesar 8% dan skenario kedua adalah jika pertumbuhan listrik sebesar 9%.

 

Jika pertumbuhan listrik sebesar 8%, subsidi listrik bisa berkisar antara Rp91,4 triliun—Rp100,32 triliun dengan asumsi ICP US$100—US$120 per barel dan tidak ada kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL). Namun, pemerintah tetap menyiapkan skenario kenaikan TDL, bisa dimulai per 1 Januari 2013 atau 1 April 2013, dengan kisaran kenaikan 5%—15%.

 

Sementara, jika pertumbuhan listrik sebesar 9% maka subsidi listrik bisa berkisar antara Rp91,12 triliun—Rp100,05 triliun dengan asumsi ICP US$100—US$120 per barel dan tidak ada kenaikan TDL.

 

Namun dalam asumsi pertumbuhan listrik sebesar 9% ini, pemerintah juga tetap menyiapkan skenario kenaikan TDL, bisa dimulai per 1 Januari 2013 atau 1 April 2013, dengan kisaran kenaikan 5%—15%. (Bsi)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...