Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

NERACA DEFISIT: Indonesia & Thailand bertemu bilateral di WEF

Recommended Posts

BANGKOK: Indonesia dan Thailand mengadakan pertemuan bilateral di sela-sela penyelenggaraan World Economic Forum pada hari ini. Pada saat ini, neraca perdagangan Indonesia masih defisit sekitar US$700 juta dengan Thailand pada Januari-Februari 2012.

 

Pertemuan dua negara bersahabat itu diperkirakan membahas tentang peningkatan kerja sama di antaranya ekonomi, investasi, dan perdagangan.  “Defisit neraca perdagangan kita dengan Thailand sebagian besar dari impor sparepart otomotif dan hortikultura,” kata Menteri Perdagangan Gita Wirjawan di Bangkok, Jumat.

 

Ekspor nonmigas Indonesia ke Thailand, berdasarkan data Kementerian Perdagangan, pada tahun lalu US$5,24 miliar dan impor US$10,25 miliar, sehingga defisit perdagangan  mencapai US$5,0 miliar.  Adapun neraca perdagangan migas masih surplus US$497 juta.

 

Sementara itu, Badan Pusat Statistik melaporkan realisasi ekspor nonmigas ke Thailand mencapai US$1,39 miliar pada kuartal I/2012 lebih rendah dibandingkan dengan pencapaian pada 3 bulan pertama tahun lalu US$1,83 miliar.

 

Adapun pengapalan produk nonmigas dari Negeri Gajah Putih itu ke Indonesia mencapai US$2,72 miliar lebih tinggi dari realisasi pada periode yang sama tahun lalu US$2,58 miliar.

 

Meski Thailand masih mengantongi surplus perdagangan dengan Indonesia, negeri jiran itu tetap melayangkan protes pada saat Tanah Air mengatur impor produk hortikultura.  Bangkok khawatir ekspor hortikultura ke Jakarta turun pascapengaturan impor tersebut.

 

Sampai saat ini, praktis Indonesia belum terlihat agresif mengurangi kesenjangan perdagangan dengan Thailand.   Negeri Gajah Putih itu juga terlihat mampu memanfaatkan pertemuan World Economic Forum tersebut.

 

Thailand yang terletak di posisi tengah negara-negara Asia  Tenggara menyatakan keseriusannya menggarap infrastruktur baik darat, laut, dan udara untuk menghubungkan tetangganya.  Negara itu juga terlihat siap memasuki pasar bersama Asean.

 

Negara itu mengklaim menjadi tempat yang tepat bagi pemimpin senior dari berbagai negara untuk merenda masa depan bagi kawasan di antaranya melalui perbaikan manajemen risiko, kesinambungan dan keseimbangan pertumbuhan. (faa)

 

 

 

BERITA LAINNYA:

 

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...