Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

KONSUMSI DOMESTIK jadi motor utama penggerak pertumbuhan ekonomi

Recommended Posts

JAKARTA: Pemerintah mengkaji komponen investasi yang memberi sumbangan pertumbuhan 2013 mencapai 3,1%, lebih besar dari kontribusi konsumsi masyarakat yang diperkirakan hanya 2,8%.

 

Luki Alfirman, Kepala Bidang Kebijakan Belanja Pusat, Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (PK APBN) Badan Kebijakan Fiskal, menyebutkan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 2013 dan konsumsi domestik akan menjadi motor utama penggerak pertumbuhan 2013 yang ditargetkan pada level 6,8%-7,2%.

 

“Share to growth investasi 3,0%-3,1%, sedangkan konsumsi rumah tangga 2,6%-2,8%,” ujar Luki kepada Bisnis, Minggu(27/5/2012).

 

Komposisi dua komponen pada 2013 berbeda dengan porsi pertumbuhan sejak sepuluh tahun terakhir. Sebagai gambaran, konsumsi masyarakat berkontribusi sebanyak 2,7% terhadap pertumbuhan pada 2011, lebih besar dari investasi yang hanya senilai 2,1%. Sama halnya pada 2012, pemerintah mengasumsikan pertumbuhan konsumsi dan investasi masing-masing sebesar 2,8% dan 2,7%.

 

Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia Sjamsu Rahardja berpendapat tren investasi terlihat terus melonjak di Indonesia, setelah krisis ekonomi 1998 sempat membuat pertumbuhan komponen ini anjlok dan tidak kembali dalam waktu lama.

 

Dia menilai peningkatan porsi investasi merupakan tren yang alami seiring dominasi konsumsi domestik dalam beberapa tahun. Menurut dia, kontribusi investasi terhadap pertumbuhan ekonomi  akan memberi pengaruh yang baik dalam jangka panjang.

 

“Secara alami ini wajar karena konsumsi kita kuat, investor melihatnya ini potensi untuk berinvestasi. Saya pikir ini akan bagus untuk long term,” kata Sjamsu.

 

 

Kendati demikian, dia menambahkan pemerintah perlu berupaya lebih keras mereformasi regulasi penghambat investasi. Penurunan tarif sebagai insentif memang diperlukan, tetapi lebih dari itu pemerintah harus membenahi sejumlah peraturan untuk meningkatkan daya saing dalam dunia usaha.

 

Bambang Brodjonegoro, Plt Kepala BKF Kementerian Keuangan mengatakan pihaknya terus mendorong penggunaan belanja modal pemerintah dengan tepat untuk meningkatkan raihan PMTB. Selain itu, pemerintah juga terus mendorong perkembangan sektor manufaktur dengan sejumlah regulasi pendukung.

 

“Pengenaan bea keluar tambang dan aturan VGF [Viability Gap Fund] adalah bagian mendorong manufaktur, bagian dari investasi atau PMTB,” tuturnya.

 

Dia berharap komponen investasi dan konsumsi domestik bisa menutupi pelemahan ekspor yang akan terjadi. Pasalnya, kondisi perekonomian global ditengarai belum akan mereda dalam waktu dekat, hal ini akan mempengaruhi volume ekspor ke sejumlah negara, khususnya Eropa.

 

Amalia Adininggar Widyasanti, Direktur Perdagangan, Investasi dan Kerja sama Internasional Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, menyampaikan kegiatan ekspor pada 2012 memang menunjukkan tren menurun yang signifikan.

 

Pertumbuhan ekspor semester I/2012 ini, menurut dia, masih akan berada di bawah 10%. Hal ini terjadi, lanjutnya, karena penurunan ekspor produk manufaktur.

 

“Bicara short term saat ini volatile sekali kondisinya. Investasi dan konsumsi harus bisa jadi approaching [pendekatan] baru nanti bagi pertumbuhan ekonomi,” ungkapnya.(ea)

 

SITE MAP:

 

 

 

 

 

 

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...