Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

RELATIF KECIL, Masyarakat DIY kurang akrab dengan uang elektronik

Recommended Posts

YOGYAKARTA: Meski perbankan gencar mempromosikan pemakaian uang elektronik, Bank Indonesia menilai hingga saat ini jumlahnya masih relatif kecil jika dibandingkan peredarang uang kartal di masyarakat.

 

"Jika berbicara secara nasional uang kartal yang beredar di masyarakat per Maret lalu mencapai Rp286 triliun, meski saya tidak mendapat datanya mungkin uang elektronik (e-money) ini masih belum sampai Rp1 triliun," ujar Peneliti Ekonomi Bank Indonesia Yogyakarta, Fadhil Nugroho  hari ini.

 

Kondisi tersebut, lanjutnya,  belum terlalu signifikan mempengaruhi kebijakan Bank Indonesia (BI) terutama dalam kebijakan mencetak uang kartal.

 

“Kemungkinan karena preferensi masyarakat lebih cenderung memegang fisik uang daripada elektronik. Belum terlalu urgent bagi mereka,” ujarnya.

 

Menurutnya, hingga saat ini di beberapa negara, pemakaian e-money lebih banyak dipergunakan ke layanan tertentu seperti layanan transportasi dan sebagainya. Hal yang sama terjadi di Yogyakarta. Oleh karena itu, maksimal nominal uang dalam kartu e-money juga tidak besar.

 

Dia menjelaskan terkait e-money ini Bank Indonesia yang fokus dalam perlindungan nasabah menghimbau agar perbankan memperhatikan keamanan atau memperketat uang elektronik agar nasabah tidak dirugikan.

 

“Jangan sampai konsumen ini dirugikan. Misalnya pemakaian e-money ini yang cukup men-tab ke mesin, jangan sampai terjadi tab dua kali sehingga uangnya terdebet dua kali, dan lain sebagainya,” tuturnya.

 

Dalam setiap penerbitan e-money, lanjutnya, perbankan juga harus meminta izin ke Bank Indonesia.

 

Sebelumnya, sejumlah bank giat menerapkan e-money untuk sejumlah fasilitas publik atau untuk berbelanja guna mengurangi jumlah peredaran uang tunai di masyarakat dan sebagai alternatif dalam mempermudah pembayaran. Bank bank tersebut seperti BRI, BNI, BCA, dan Mandiri.

 

Pemimpin Cabang Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cik Ditiro Yogyakarta, Hendro Padmono mengatakan animo masyarakat menggunakan e-money semakin banyak, sehingga e-money yang gencar dipasarkan sejak tahun lalu ini dinilai tingkat keberhasilannya makin tinggi seiring banyaknya merchant yang bergabung.

 

"Kami berusaha untuk mengurangi peredaran uang tunai di masyarakat serta meminimalisir resiko kerugian baik pengguna maupun merchant yang bersangkutan,” ujarnya.

 

Dari sisi merchant misalnya, lanjutnya, harga yang ditetapkan merchant tersebut bisa pas dan tidak terlalu banyak uang tunai yang beredar, sedangkan dari sisi pengguna mereka mendapatkan kembalian sepenuhnya.

 

"Peredaran uang tunai memang sudah seharusnya dikurangi karena biaya pembuatan uang tersebut sangat mahal baik dari sisi cetak ataupun pemeliharaannya," tuturnya. (faa)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...