Kala PNM Dampingi Ibu-ibu Mekaar Berperan Sebagai Penguat Keluarga

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Ilustrasi. (Foto: Reuters)

 

 

 

NEW YORK - Wall Street ditutup dengan kinerja kinerja mingguan terburuk pada tahun ini akibat aksi jual yang tajam. Hal ini terjadi akibat kekhawatiran atas prospek pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS). Data tenaga kerja yang cuma mencatatkan rekrutmen baru sebanyak 115 ribu menjadi sentimen negatif. Angka ini jauh di bawah ekspetasi pasar yang berada di posisi 170 ribu.Selain itu, kinerja saham sektor energi juga mencatatkan kinerja yang buruk. S&P energy index turun 2,2 persen di tengah kekhawatiran memburuknya ekonomi akan melemahkan permintaan minyak. Harga minyak mentah sendiri turun 4 persen, turun di bawah USD100 per barel untuk pertama kalinya sejak Februari.

 

Retret tajam minggu ini merupakan pukulan bagi investor yang telah berharap S P 500 akan keluar ke posisi tertinggi. Indeks ini sekarang bergerak menjauh dari resistance kuat pada level 1.400 setelah gagal untuk bergerak meyakinkan di atasnya.

 

"Ketika kami memasuki kuartal kedua, kami pikir itu akan menjadi konsolidasi atau koreksi normal karena kami melihat terjadi overbought, over percaya diri. Tapi kami melihat ekonomi tidak membaik, dan itu masih terjadi," kata kepala investasi strategis Robert W Baird & Co, Bruce Bittles, seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (5/4/2012).

 

Investor juga tampak berhati-hati menjelang pemilu di Prancis dan Yunani pada akhir pekan ini. Pasalnya, pemilu ini akan menentukan pembuat kebijakan yang krusial untuk melawan krisis utang.

 

Untuk minggu ini, S&P 500 turun 2,4 persen. Ini merupakan kinerja terburuk mingguan sejak Desember. Pada akhir perdagangan Jumat waktu AS, index Standard & Poor turun 22,47 poin atau 1,61 persen ke 1.369,10. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 168,32 poin atau 1,27 persen menjadi 13,038.27. Dan Nasdaq turun 67,96 poin atau 2,25 persen ke 2.956,34. (wdi)

 

 

 

Sumber