Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Industri Serap Bahan Baku Susu Diberikan Insentif

Recommended Posts

QH4cd7MnaG.jpgIlustrasi. (Foto: Corbis)

 

 

 

JAKARTA - Industri susu yang mampu menyerap bahan baku susu dari dalam negeri hingga 100 persen bisa mendapatkan fasilitas insentif.Direktur Industri Minuman dan Tembakau Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Enny Ratnaningtyas mengatakan, susu sudah masuk dalam industri prioritas Kemenperin. Kemenperin, kata dia, telah menyusun road map industri susu.

 

"Pemberian insentif bagi industri yang menyerap bahan baku susu dalam negeri, dan disinsentif bagi yang tidak menyerap. Ini tantangan dari hulu," kata Enny di Jakarta, Selasa (27/3/2012).

 

Saat ini, lanjutnya, ada sekira 51 perusahaan susu bersakala besar di dalam negeri. Jumlah itu, kata dia, belum termasuk perusahaan yang berskala kecil. "Berbicara kebutuhan susu, industri pengolahan susu berskala besar saat ini ada sekira 51. Jumlah itu belum termasuk yang kecil," ucapnya.

 

Hal senada diungkapkan oleh anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Golkar Siswono Yudho Husodo. "Industri pengolahan susu harus dilindungi artinya dapat insentif lebih besar dari impor susu, peternak sapi perah dengan impor bahan baku susu. Harus ada insentif cukup," jelasnya.

 

Menurutnya, ada beberapa isu strategis yang harus dilakukan, yakni meningkatkan kualitas susu,  peningkatan populasi sapi perah, modernisasi standar higienitas dan skala peternak, peningkatan daya saing industri susu nasional, dan peningkatan kesejahteraan peternak sapi.

 

Sementara, Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Pengolah Susu (AIPS) Syahlan Siregar mengatakan, saat ini jumlah anggota AIPS ada sekira enam perusahaan besar. Dari jumlah itu, kata dia, hanya lima yang mampu menyerap bahan baku susu lokal. Kelima anggota tersebut antara lain adalah PT Nestle Indonesia, PT Frisian Flag Indonesia (FFI), PT Sari Husada Tbk, PT Indolakto, dan PT Ultra Jaya Milk Industry Tbk.

 

Dia mengaku, harga bahan baku susu impor sebenarnya lebih murah ketimbang susu lokal. Namun, lanjutnya, para anggota AIPS terikat batin dengan para peternak sapi hasil binaan mereka. Untuk  membina peternak, kata dia, membutuhkan dana sekira Rp20 miliar.

 

"Setiap anggota kita sedang berusaha keras diikat dengan perjanjian. Kita ikat dulu jangan sampai ada yang tidak terserap. Impor lebih murah tapi kita tidak terfikir itu. Ada ikatan batin anatara AIPS dan peternak yang dibina," jelasnya.

 

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian mencatat, produksi susu segar di 2011 adalah sekira 925.775 ton. Sedangkan konsumsi susu yang diminum adalah 3.864 ton, lalu impor susu segar dan olahan sepanjang Januari-September 2010 adalah 146.852 ton. (Sandra Karina/Koran SI/wdi)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...