Wamentrans Soroti Potensi Kawasan Transmigrasi di Diseminasi Riset TEP

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Konsultan MRE Hari Putra. Dok Pribadi

 

 

 

'Perjalanan hidup manusia menggapai sejahtera, seperti menapaki tangga-tangga kehidupan di sebuah pesawat kehidupan, di mana berawal dari terminal dan berakhir kembali di terminal' (Hari ‘Soul’ Putra).Usai menonton film The Terminal yang dibintangi Tom Hanks dan Catherine Zeta Jones, ada sebuah perasaan terharu akan sebuah episode kehidupan, di mana begitu cepatnya perubahan itu terjadi.

 

Hari ini menjadi pengusaha kaya, tiba-tiba besok jatuh miskin, bukan oleh dirinya tetapi oleh kondisi eksternal yang di luar jangkauan nalarnya. Begitupun sebaliknya, dari yang miskin, karena melalui proses panjang, akhirnya sampai juga menuju kehidupan sejahtera yang diidam-idamkan.

 

Dalam film itu, bagaiamana akhirnya seorang ketika terdesak keadaan, dengan kondisi seminal mungkin bisa keluar dari masalahnya. Ketika identitas sebagai warga negara dari sebuah negara berdaulat sudah tidak diakui lagi, maka yang harusnya dilakukan adalah menunggu. Tetapi menunggu bukan dengan duduk berpangku tangan, tetapi dengan tetap berusaha proaktif.

 

Jika saya boleh mengambil analogi pesawat terbang, maka kehidupan kita dan kondisi keuangan kita untuk menuju sejahtera, tidak lepas dari 4 C ini. C yang pertama adalah Climb, di mana proses ketika pesawat mulai bergerak untuk tinggal landas. Ketika take off, tentunya memerlukan bahan bakar yang tidak sedikit dan daya naik/ungkit yang besar.

 

Ketika sedikit saja mengendurkan proses jalannya pesawat, maka yang terjadi adalah pesawat bisa tidak terbang. Ini berarti, mengalami disfungsi pesawat, yang berakibat pada penumpang yang di bawa. Kondisi ini harus full power dan full fuel, tidak bisa setengah-setengah, perencanaan akan anggaran dan tujuan harus benar-benar fokus. Kondisi ini disebut kondisi survive.

 

C yang kedua adalah Cruise, proses jelajah. Setelah melewati tahap proses climb yang memerlukan full power, maka lazimnya dalam pesawat, penumpang sudah bisa melepaskan seat belt-nya, dan makanan dan minuman sudah mulai bisa beredar. Sang pilot sudah bisa menggunakan auto pilot dalam pesawatnya.

 

Proses stop and think, meredakan sejenak syaraf-syaraf keuangan kita untuk terus melaju pada proses sejahtera berikutnya. Kondisi ini di sebut kondisi yang stability.

 

C yang ketiga adalah Crash, sebuah kondisi guncangan entah dari kondisi alam ataupun kondisi dalam pesawat itu sendiri. Ketika pesawat menabrak awan, terasa goncangan di dalam badan pesawat, penumpang mulai banyak yang panik. Tugas seorang pemimpin lah yang bisa menenangkan dan memenangkan keadaan. Baik berkoordinasi dengan menara pemancar gelombang penunjuk jalan ataupun berkoordinasi dengan team support yang ada di pesawat. Kondisi ini jika bisa di atasi di sebut kondisi yang success.

 

C yang keempat adalah Champ, artinya kondisi sudah establish, dengan segala perangkat yang ada. Baik SDM-nya, keuangan, kaderisasi, profit, dll. Tetapi tetap harus diwaspadai dengan siklus produk yang sudah tidak diminati pasar lagi, guncangan krisis eksternal seperti moneter dan krisis global yang bisa berimbas pada perusahaan dan diri Anda. Kondisi ini disebut kondisi yang significance.

 

Ketika si pesawat Anda sudah mendarat kembali ke terminal atau bandara, sudah seharusnya untuk melakukan recovery, menurunkan para penumpang, mengisi bahan bakar kembali dan untuk seterusnya terbang di langit kehidupan menuju terminal-terminal berikutnya.

Hari 'Soul' Putra

MRE Financial & Business Advisory

http://www.mre.co.id

(Community Specialist, Penulis Buku 18 Decision for SOUL TherapY)

Follow Twitter: twitter.com/h4r1soulputra

 

Offfice : One Pacific Place 15th Floor, Sudirman Central Business District

Jl. Jend. Sudirman Kav. 52 – 53 Jakarta 12190 Indonesia

Phone : +62 21 2550 2425 Fax : +62 21 2550 2555 (//ade)

 

 

 

Sumber