Wamentrans Soroti Potensi Kawasan Transmigrasi di Diseminasi Riset TEP

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Hampir semua media massa hari ini, Senin, 26 Maret 2012 menerbitkan headline berita tentang pembahasan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Berikut sebagian berita yang mewarnai media: 

 

Bahan bakar minyak

 

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan kenaikan harga bahan bakar minyak adalah pilihan yang sulit, tetapi harus diambil.

 

Kalau harga bahan bakar minyak tidak dinaikkan, dampaknya jauh lebih besar dan menyulitkan. (Kompas)

 

Voting paripurna

 

Tak hanya pemerintah, wakil rakyat yang duduk di kursi Dewan Perwakilan Rakyat meragu. Mereka kompak tak berani ambil sikap mendukung kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak. Buktinya, rapat Badan Anggaran (Banggar) yang dilakukan seara maraton gagal mencapai kesepakatan. (Kontan)

 

Defisit subsidi

 

Kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi sebagai upaya menyelamatkan anggaran pembangunan dan belanja negara bukanlah sebagai keputusan yang tepat.

 

Masalahnya, lebih banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya, artinya kebijakan itu tidak produktif bagi perekonomian negara, bahan kenaikan harga BBN bisa menyebabkan efek negatif. (Neraca) 

 

Fraksi DPR

 

Pemerintah kurang transparan soal hitung-hitungan penerimaan dan pengeluaran negara, terkait dengan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi 1 April.

 

Pemerintah harus memberikan argumen meyakinkan tentang perlu tidaknya kenaikan harga bahan bakar minyak dengan segala konsekuensinya. (Investor Daily)

 

Emiten multifinance

 

Beberapa emiten multifinance belum berencana mengubah target pembiayaan tahun ini, meskipun ada potensi perlambatan penyaluran peraturan tentang uang muka kendaraan bermotor.

 

Menurut beberapa pelaku industri, perubahan target pembiayaan paling cepat dilakukan pada semester II/2012. (Indonesia Finance Today) (spr)

 

 

 

 

Sumber