Wamentrans Soroti Potensi Kawasan Transmigrasi di Diseminasi Riset TEP

[Parno Pemilik Lapak 0]

SINGAPURA: Kenaikan harga bahan bakar minyak diprediksi tidak akan mempengaruhi stabilitas perekonomian nasional meski akan membuat pasar surat utang negara sedikit bergejolak dalam jangka waktu tertentu.

 

Chua Hak Bin, Head of Emerging Asia Economics, Global Research, Bank of America Merrill Lynch, mengungkapkan reaksi terhadap kenaikan hatga bahan bakar minyak (BBM) hanya akan berupa keterkejutan umum yang meningkatkan inflasi, tetapi tidak berpengaruh banyak.

 

"Menurut saya kenaikan harga bahan bakar tidak akan mempengaruhi stabilitas keuangan di Indonesia. Hanya saja, akan ada kontraksi karena keterkejutan. Bond market akan fluktuatif, bergejolak sedikit, tetapi itu reaksi umum," ujarnya saat ditemui Bisnis, 23 maret 2012.

 

Menurutnya gejolak tersebut akan tampak meruncing dalam jangka waktu tertentu yang relatif pendek.

 

Hal tersebut terjadi karena pasar masih berusaha menyesuaikan diri terhadap perubahan. Setelah menemukan keseimbangan baru, maka pasar surat utang negara (SUN) dan inflasi akan kembali normal.

 

Chua juga meyakini fluktuasi akan terjadi dalam jangka pendek, dengan pergeseran kepemilikan asing terhadap surat utang sekitar 3% sebelum kembali ke titik normal sebelum terjadi fluktuasi.

 

Hal tersebut wajar terjadi karena dalam setiap perubahan peraturan, investor asing cenderung gelisah dan mengkhawatirkan investasinya di Indonesia. (ea)

 

 

 

Sumber