Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Batasi DP Kredit, BI Kambinghitamkan Investment Grade

Recommended Posts

1fbM6NW8U1.jpgIlustrasi. (Foto: Corbis)

 

 

 

JAKARTA - Salah satu faktor penentu bagi Bank Indonesia (BI) untuk mengatur besaran loan to value (LTV) ratio kredit kepemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB) didasari oleh penetapan status investment grade bagi Indonesia.Kebijakan tersebut dikeluarkan BI sebagai langkah antisipatif bagi bank sentral untuk menghindari terjadinya bubble seiring akan terjadinya capital inflow.

 

"Adanya status investment grade dari Moodys dan Fitch, diperkirakan kredit akan naik seiring dengan bakal terjadinya capital inflow di tahun ini," ujar Kepala Biro Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan BI Filianingsih di Gedung BI, Jakarta, Selasa (20/3/2012).

 

Seperti diketahui, BI berupaya memperkuat ketahanan sektor keuangan dengan mengatur besaran loan to value (LTV) untuk Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) dan uang muka Kredit Kendaraan Bermotor (KKB).

 

Ketentuan ini berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.14/10/DPNP tanggal 15 Maret 2012 tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang melakukan Aktivitas Pemberian Kredit Pemilikan Rumah dan Kredit Kendaraan Bermotor.

 

Cegah Bubble

 

Filianingsih mengatakan, BI sudah mengeluarkan kebijakan yang mengatur besaran uang muka kredit sepeda motor sebesar 25 persen dan KPR mencapai 30 persen. Karena, pemberlakuan uang muka yang rendah untuk KPR maupun KKB akan memicu terjadinya penggelembungan jumlah kredit secara dramatis.

 

"Sejauh ini memang belum terjadi bubble, makanya kami mengantisipasi lewat kebijakan ini," ungkapnya.

 

Filianingsih mengungkapkan, kemungkinan terjadinya bubble sudah mulai terindikasi dari adanya peningkatan demand di tengah masyarakat, sementara supply-nya relatif rendah. "Kebijakan ini bukan berarti bahwa BI menghambat pertumbuhan kredit. Buat apa kredit tambah tinggi tetapi tidak sustain," tegasnya.

 

Menurutnya, pertumbuhan kredit yang tidak terkendali akan menciptakan kerawanan di sektor keuangan. (wdi)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...