Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Permintaan Tekstil Dunia Turun 12%

Recommended Posts

wC48RTAqUG.jpgIlustrasi. (Foto: Corbis)

 

 

 

JAKARTA - Permintaan tekstil dan produk tekstil (TPT) dunia diperkirakan akan menurun sekira 12 persen pada tahun ini.Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat Usman mengatakan, penurunan itu bisa terjadi karena terjadinya perlambatan ekonomi di dunia. "Tahun ini karena krisis ekonomi, permintaan TPT di dunia akan turun 12 persen atau USD70 miliar dari total perdagangan di seluruh dunia yang sekira USD600 miliar," kata Ade di Jakarta, Senin (19/3/2012).

 

Kendati demikian, lanjutnya, industri TPT di ASEAN akan tetap mengalami surplus di tahun ini. "TPT kita selama dua tahun menggeliat tumbuh ekspornya rata-rata 20 persen dari 2009 ke 2010, dan dari 2010 ke 2011," jelasnya.

 

Seperti diketahui, nilai ekspor TPT Indonesia ditargetkan akan mencapai USD13,7 miliar hingga akhir tahun ini. Jumlah itu naik sekitar lima persen dibandingkan tahun lalu. Pada awal tahun lalu, nilai ekspor TPT ditargetkan naik 21 persen menjadi USD13,6 miliar dibandingkan tahun 2010 yang mencapai USD11,2 miliar. Namun, API mengoreksi target itu menjadi USD13-13,1 miliar di November 2011. Sementara, penurunan, kata dia, justru akan terjadi di China.

 

"Minus terbesar adalah China. China sebagai negara yang 42 persen pemasok dari USD600 miliar di dunia. Tahun kemarin China turun 1,8 persen, kita sudah kebanjiran order. Apalagi kalau China turun 10 persen saja, kita sudah tenggelam karena terlalu banyak order," ungkapnya.

 

Namun, industri TPT di China, kata dia, masih akan bertahan hingga 10 tahun mendatang. "Di tekstil dia tetap bertahan 10 tahun ke depan, tapi garmen mereka mulai mengisi kebutuhan dalam negerinya sendiri," ucapnya.

 

China, menurutnya, masih kalah unggul dengan Indonesia dalam sektor benang dan serat. Namun, lebih unggul di sektor kain.

 

"Kita bisa masuk di benang karena juara melawan dia (China), serat juga unggul. Tapi kain masih mendominasi ekspornya ke Indonesia. Ada ketimpangan kita belum sustainable. Daya saing disebabkan ulah kita sendiri. Momentum seharusnya gelar karpet merah sambut investor, kita malah pasang barikade," tuturnya.

 

Barikade yang dimaksud antara lain adalah Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 255/2011 tentang Perubahan atas PMK 147/2011 tentang Kawasan Berikat. "Industri serat dan benang harus ekspor 75 persen maka kebutuhan di dalam negeri terganggu. Peraturan itu dibuat tanpa melihat struktur industri," tegasnya. (Sandra Karina/Koran SI/wdi)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...