✨Sig/nal<Billyworld.77 Where to buy Counterfiet Banknotes Online

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Ilustrasi. AP.

 

 

 

JAKARTA - Ditundanya kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) pada Mei diharapkan tidak membuat defisit anggaran melebar lebih dari tiga persen. Namun, anggaran negara pasti terbeban dengan batalnya kenaikan TDL ini."Kalau defisit enggak ada cerita enggak boleh melebihi tiga persen. Tidak boleh, kemarin kan 2,23 persen, tetapi kan ditambah dengan defisit APBD 0,5 persen. Kan sudah 2,7-2,8 persen itu," ungkap Menko Perekonomian Hatta Rajasa, kala ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis (15/3/2012).

 

Hatta menjelaskan, intinya jangan sampai nantinya kenaikan TDL tersebut membebani rakyat. Namun dari sisi fiskal juga harus tetap dijaga. "Intinya jangan sampai industri kita sampai terpukul dan jangan sampai masyarakat juga terkena dampaknya lagi. Tetapi dari sisi fiskal harus kita jaga, jadi memang harus kita jaga semua," paparnya.

 

Selain itu, Hatta mengatakan, jika listrik tidak dinaikkan maka beban anggaran negara pun akan naik sebesar Rp5 triliun. "Itu hampir sekira Rp5 triliun (pembengkakan subsidi listrik)," kata Hatta.

 

Sehingga subsidi untuk listrik pun naik menjadi Rp53,092 triliun dari subsidi listrik dalam APBN-P 2012 yang dianggarkan sebesar Rp48,092 triliun.

 

Seperti diberitakan sebelumnya, pada rapat hari ini, pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sepakat menunda kenaikan tarif dasar listrik (TDL) sebesar 10 persen dalam yang akan diberlakukan Mei nanti secara bertahap.

 

"Tadi udah keputusan TDL ditunda, sampai kapannya belum tahu," ujar Menteri ESDM Jero Wacik, di tengah Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR-RI di Gedung DPR.

 

Meski begitu, Jero mengatakan tidak tertutup kemungkinan, TDL akan dinaikkan tahun ini. Hal tersebut dilakukan setelah situasi akibat kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) sudah mereda dan harga minyak mentah Indonesia (ICP) agak melandai. "Kira-kira kalau nanti situasi sudah stabil di Oktober, nanti akan dibahas lagi," lanjut dia. (mrt)

 

 

 

Sumber