Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Saham BTEL Tertekan Tukar Guling Sampoerna

Recommended Posts

cBj4hRp1Dd.jpgIlustrasi. (Foto: okezone)

 

 

 

JAKARTA - Aksi korporasi PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) tampaknya tidak berimbas positif ke harga sahamnya. Harga saham operator telekomunikasi tersebut justru tampak tertekan.BTEL menggandeng Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (STI). BTEL akan menguasai 35 persen saham STI. Emiten ini juga mendapatkan opsi menguasai 100 persen saham STI dalam tiga tahun mendatang. Sebagai imbalan, Sampoerna Strategic, selaku pemilik STI, akan menggenggam enam persen saham BTEL.

 

Analis Indosurya Securities Reza Priambada mengatakan, pelaku pasar masih mencermati bagaimana skema transaksi ini. Pasalnya transaksi ini memang tidak mudah dicerna. "Yang paling penting itu adalah bagaimana sebenarnya skema ini akan dilakukan. Itu yang ditunggu oleh pelaku pasar," jelas Reza kepada okezone di Jakarta, Kamis (15/3/2012).

 

Sampoerna akan masuk ke BTEL melalui private placement. Di mana BTEL akan menerbitkan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). BTEL akan menerbitkan 10 persen saham baru dengan target nilai Rp900 miliar. BTEL akan menerbitkan saham 3,13 miliar, dengan harga non-HMETD BTEL Rp287 per saham. Harga ini lebih mahal dari harga saham di pasaran.

 

Pada pukul 11.17 waktu JATS, harga saham BTEL terpantau stagnan di posisi Rp255 per saham. Harga saham ini juga sempat turun ke posisi Rp250.

 

Reza berpendapat, langkah penerbitan saham baru melalui private placement ini yang memicu tekanan atas salah satu saham Grup Bakrie ini. "Otomatis, karena dia menerbitkan saham baru, maka porsi kepemilikan pemegang saham (publik) akan mengalami dilusi. Ini juga akan menjadi pertimbangan pelaku pasar," jelas dia.

 

BTEL akan memakai sebagian besar dana hasil penerbitan saham baru untuk melunasi utang obligasi Rp650 miliar. Surat utang ini jatuh tempo pada September 2012. Sisa dana Rp250 miliar akan digunakan antara lain untuk membiayai tukar guling saham STI, ekspansi layanan data dan modal kerja.

 

Sebelumnya, tiga lembaga pemerintah kompak menurunkan peringkat perusahaan dan peringkat utang BTEL. Fitch Ratings menurunkan peringkat utang (downgrade) PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) menjadi CCC dari sebelumnya B. Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) juga menurunkan peringkat obligasi I-2007 PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) menjadi idBBB- dari sebelumnya idBBB+. (wdi)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...