Video: RI Kejar Setoran Bea Keluar Batu Bara, Pengusaha Tertekan?

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Pemerintah berkeyakinan pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa mencapai target 6,5% meski parlemen meminta target itu diturunkan menjadi 6%.

 

 

 

Menkeu Agus D.W. Martowardojo mengatakan rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan 2012 disusun agar pertumbuhan ekonomi dan kesehatan fiskal pemerintah tetap kuat menghadapi krisis global.

 

 

 

"Pertumbuhan ekonomi terjadi koreksi karena kita perhatikan di negara-negara maju target pertumbuhan ekonomi terkoreksi ke bawah. Di negara-negara yang banyak berkaitan dengan negara maju, seperti China dan India juga terjadi koreksi jadi masing-masing dari proyeksi awal di China dari 8,2% turun jadi 7,5% dan India dari 7,5% jadi 6,9%,” katanya pembahasan asumsi makro APBN-P 2012 dengan Komisi XI DPR-RI, hari ini.

 

 

 

Dua negara  tersebut, paparnya, perlu diperhatikan karena merupakan dua pasar tujuan ekspor utama RI, selain Jepang, Amerika Serikat dan Asean.

 

 

 

"World Economic Outlook dari IMF growth 2012 kita diprediksi hanya 6,1%. Pemerintah melakukan koreksi turun dari 6,7% jadi 6,5%. Memang RI pertumbuhannya turun, tapi kita siapkan suatu respons dalam APBN-P, seperti kompensasi untuk menjaga daya beli masyarakat, pemotongan belanja kementerian dan lembaga, serta stimulasi infrastruktur,” katanya.

 

 

 

Dalam rapat dengar pendapat ini, anggota Komisi XI DPR-RI dari Fraksi Golkar Nusron Wahid mengusulkan agar pemerintah mengorbankan sedikit target pertumbuhan menjadi 6% agar beban fiskal tidak ditanggung masyarakat dengan penaikan tarif BBM dan TDL. (yus)

 

 

 

Sumber