BRI Tegaskan Dukungan Pemulihan Bencana Sumatra untuk Jangka Panjang

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Ilustrasi. Corbis.

 

 

 

SINGAPURA - Harga minyak mentah kembali merosot untuk pertama kalinya dalam empat hari terakhir, dengan Brent tergelincir ke USD125 per barel karena kekhawatiran akan melemahnya ekspor China.Para pedagang telah melakukan aksi profit taking terhadap harga minyak setelah kenaikan tinggi pekan lalu di saat China mencatat defisit perdagangan terbesarnya. Akibat kekhawatiran ekspor China melambat sehingga menyebabkan permintaan bahan bakar lebih rendah.

 

"Setelah dua peristiwa besar minggu lalu, kita dapat melihat beberapa aksi profit taking," kata Manager komoditas perusahaan pialang Newedge Jepang, Ken Hasegawa, seperti dilansir dari Reuters, Senin (12/3/2012).

 

Minyak mentah Brent turun 68 sen menjadi USD125,30 per barel sementara minyak mentah Amerika Serikat (AS), West Texas Intermediate (WTI) turun 69 sen ke USD106,71 per barel. Premi Brent untuk minyak mentah AS berada di USD18,59 per barel setelah menetap di USD18,58 per barel pada akhir pekan lalu.

 

Brent naik 1,88 persen pekan lalu, setelah Yunani adanya kabar positif terhidar dari default sementara data ketenagakerjaan membaik di AS yang menunjukan peningkatan disinyalir akan memperkuat prospek permintaan bahan bakar yang lebih baik di pengguna minyak terbesar di dunia tersebut.

 

"Eropa Barat tampaknya akan masuk ke dalam tren positif, dengan langkah-langkah penghematan Yunani dan debt swap terbesar dalam sejarah semua dapat diselesaikan," ujar editor Laporan Schork di Villanova, Pennsylvania, Stephen Schork.

 

Dia menambahkan penyebaran Brent-WTI mungkin akan mengalami minus hingga USD20,70 per barel jika pasar merespons negatif survei klaim pengangguran Jerman dan Inggris pekan ini. (mrt)

 

 

 

Sumber