Gelar RUPSLB, Telkom Ubah Susunan Komisaris dan Direksi

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Ilustrasi. Corbis.

 

 

 

JAKARTA - Langkah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubisidi dikarenakan saat ini subsidi habis oleh kalangan menengah ke atas. Hal tersebut, merujuk pada banyaknya mobil yang ada di Jakarta."Ingat 70 persen (subsidi BBM) yang nilainya ratusan triliun itu dinikmati bukan oleh masyarakat kita yang lemah tetapi yang relatif mampu dan sebagian besar habis di kendaraan roda empat," tegas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa di hotel Borobudur,Jakarta,Rabu (7/3/2012).

 

Karenannya, Hatta menampik anggapan jika kenaikan BBM merugikan masyarakat. "Kalau kita membiarkan minyak sudah USD120 per barel semua dana APBN kita tersedot untuk subsidi dan dinikmati oleh masyarakat yang mampu," jelas dia.

 

Dia melanjutkan, jika pemerintah tidak menaikkan harga BBM, maka pemerintah tidak akan memiliki dana untuk membangun fasilitas bagi masyarakat.

 

"Sama saja tidak menyediakan dana yang cukup untuk pendidikan, membangun Rumah Sakit (RS), untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR), irigasi pertanian, semua tersedot untuk subsidi minyak yang sudah mendekati 20 persen dari APBN kita," paparnya.

 

Hatta menilai, setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah semata-mata hanya untuk melindungi masyarakatnya. Oleh karena itu, pemerintah menelurkan berbagai kebijakan untuk menyesuaikan perekonomian di Indonesia.

 

"Setiap kita mengambil kebijakan pastillah untuk menyelamatkan perekonomian melindungi masyarakat kita yang lemah, tidak akan ada kenaikan BBM tanpa ada perlindungan kepada masyarakat yang miskin yang lemah dan industri kita yang terkena dampak," jelas Hatta.

 

"Lebih dari 18,5 juta atau 30 persen masyarakat kita yang terbawah diberikan perlindungan, agar tidak terkena dampak," pungkasnya. (mrt)

 

 

 

Sumber