Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

BPD SULTENG: Ada apa di balik pergantian direktur utama? (1)

Recommended Posts

PALU: Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah (Bank Sulteng) Moh Ilham Soeroer mendadak kaget setelah para pemegang saham mencopot dirinya dari jabatan itu pada 28 Februari 2012.

 

Pencopotan itu terkesan mendadak diputuskan saat rapat umum pemegang saham luar biasa digelar tanpa dihadiri Ilham Soeroer.

 

Mantan Deputi Senior Bank Indonesia Palu itu tidak mendapat ruang untuk memberikan pertanggungjawaban atas pencopotan dirinya itu.

 

"Saya tahu setelah membaca di media," katanya.

 

Keesokan harinya, Rabu (29/2) Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola selaku pemegang saham pengendali di bank itu melantik Direktur Kepatuhan Hans Kindangen sebagai pejabat sementara. Ia memegang amanah itu sampai terpilihnya dirut definitif pengganti Ilham Soeroer.

 

Saat pelantikan berlangsung di ruang kerja gubernur, Ilham Soeroer duduk berdampingan dalam satu kursi bersama Hans Kindangen.

 

Pria kelahiran Mei 1955 itu tampak tegar menghadapi pelantikan tersebut. Dari jarak sekitar 10 meter, Ilham Soeroer beberapa kali melempar senyum ke arah wartawan. Ia bahkan mengepalkan tangannya dan menepuk dadanya. Mungkin itu isyarat bahwa dirinya tegar menerima keputusan pemegang saham atas pencopotan dirinya.

 

Pensiunan Bank Indonesia itu dilantik menjadi Dirut Bank Sulteng pada Februari 2010 oleh mantan Gubernur Bandjela Paliudju untuk masa jabatan hingga 2015. Praktis ia hanya menjabat setahun di bank pelat merah itu.

 

Sejak pensiun, Ilham Soeroer sudah menetap di Jakarta, namun ia harus ke Palu untuk memimpin Bank Sulteng setelah dirinya dinyatakan lulus uji kepatutan dan kelayakan oleh Bank Indonesia.

 

Pelantikan Ilham Soeroer menaruh harapan besar banyak kalangan, termasuk mantan gubernur Bandjela Paliudju dan kalangan anggota DPRD.

 

Mereka berharap semoga Ilham Soeroer bertangan dingin memimpin bank yang rekam jejaknya itu banyak dirundung masalah, salah satunya kredit bermasalah (non performing loan/NPL).

 

Harapan itu tidak saja muncul dari kalangan pejabat namun juga kalangan wartawan. Selama ini Bank Sulteng menjadi liputan menarik bagi wartawan bukan karena banyaknya prestasi yang ditorehkan untuk membawa nama harum Sulawesi Tengah namun karena berbagai masalah yang melingkupinya.

 

Ilham Soereor diawal kepemimpinannya mengemukakan beberapa rencana strategi untuk memajukan bank andalan pemerintah daerah itu. Salah satunya dalam menangani kredit bermasalah yang nilainya mencapai sekitar Rp40 miliar. Kredit bermasalah di Bank Sulteng sudah ada sejak bank tersebut didirikan.

 

Selama menjabat, Ilham berhasil menagih kredit bermasalah tersebut hingga mencapai Rp4,5 miliar sehingga per Agustus 2011 total kredit bermasalah tertagih mencapai Rp10,5 miliar.

 

Ilham juga melakukan berbagai upaya dalam memajukan Bank Sulteng diantaranya "rebranding". Tujuannya meningkatkan spirit karyawan, membangun kebersamaan, membiasakan kebaikan dan kebenaran.

 

"Rebranding" juga terkait dengan peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang bertugas di garis depan seperti satpam, petugas teller dan pelayanan. Semuanya untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabah sehingga nasabah bisa nyaman.

 

"Rebranding" juga terkait dengan perubahan logo seiring dengan pembangunan gedung baru yang pembangunannya menelan anggaran sekitar Rp17 miliar. Ilham juga membuat jingle Bank Sulteng yakni "Bank Sulteng, Kita Maju, Harus Maju, Pasti Maju, Maju Terus".

 

(Antara/faa)

 

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...